Tulisan ini adalah tulisan
pertama saya sejak berbulan-bulan sudah vakum menulis. Hal yang patut
disayangkan mengingat membaca dan menulis merupakan minat saya yang paling
lama. Saya tidak ingin menyalahkan pekerjaan yang menumpuk atau waktu yang
padat. Karena pada akhirnya, yang salah adalah pribadi yang tidak mampu
mengelola waktunya dengan baik.
Tahun 2013 dibuka dengan semangat
saya yang semakin membara saat melakoni pekerjaan di bidang konsultan
kehumasan. Bulan Januari dan Februari, saya diberikan kesempatan untuk banyak
mengembangkan kemampuan diri, terutama di bidang public speaking. Pada bulan tersebut, saya banyak dikirim ke
berbagai daerah untuk menjadi narasumber di salah satu sesi acara sosialisasi
yang diadakan klien. Melalui kegiatan itu, saya bisa berkunjung ke Cirebon,
Banten, Tanjung Pandan, Pangkal Pinang, Lampung dan lain-lain. Di bulan April,
saya bahkan mendapat tugas dinas internasional pertama saya, ke Singapura. Saya
bisa mengunjungi berbagai tempat yang mungkin tidak akan saya kunjungi jika
saya pergi kesana sendiri.
Pada pertengahan tahun, saya juga
mengalami hal-hal menyenangkan terkait kisah cinta. Pertengahan tahun merupakan
saat dimana saya bisa mengenal keluarga pasangan saya, begitu juga saya bisa
membawa pasangan masuk ke keluarga.
Namun, mulai pertengahan tahun
pula, saya mulai merasakan gamang dengan pekerjaan saya saat ini. Saya merasa
tidak yakin untuk bertahan di kantor lama, di industri yang sama. Cukup ironis
memang karena pada tengah tahun, saya justru mendapat apresiasi dari kantor
berupa naik jabatan. Namun, saya bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang
mengenai dunia kerja dan dunia sekolah yang akhirnya membuat saya berpikir
untuk keluar dari zona saat itu. Saya mulai menyusun rencana bahwa harus ada
dunia baru di tahun depan. Saya mempersiapkan diri untuk meraih pekerjaan baru
atau kembali melanjutkan sekolah. Saya kemudian bergerilya melakukan
pendaftaran ke beberapa kementerian serta BUMN. Sebagai rencana cadangan, saya
juga mendaftar untuk sekolah.
Memasuki bulan-bulan di akhir
tahun, hasil dari aktivitas gerilya mulai terkuak. Saya menerima berbagai
penolakan. Saya tidak lolos dalam tahap-tahap akhir seleksi dua lembaga negara.
Saya tidak kunjung menerima panggilan dari BUMN yang saya daftar jauh-jauh
hari. Kemudian, saya juga mendapat berita penolakan dari sekolah yang saya
inginkan.
Boleh jadi, bulan-bulan akhir
menjelang pergantian tahun adalah bulan-bulan yang cukup menantang. Saya perlu
membagi waktu untuk kerja, les bahasa inggris dan belajar untuk mempersiapkan
diri menjalani berbagai tes kementerian. Saya juga mengalami perdebatan yang
sangat panjang dengan orang tua dan pasangan yang membuat saya paham bahwa
dukungan dari orang terdekat adalah amunisi semangat yang signifikan. Ada
beberapa impian yang saya inginkan, ternyata tidak cocok dengan persepsi mereka
sehingga terdapat suatu masa saat amunisi semangat itu hilang dan yang tersisa
hanyalah kemauan pribadi.
Bulan Desember adalah bulan
pengikhlasan atas semua kontradiksi yang terjadi. Bulan yang memungkinkan saya
untuk melakukan refleksi, berdamai dengan keinginan orang-orang terdekat dan
membuka pikiran dan hati seluas-luasnya untuk sebuah toleransi.
Kesimpulannya, tidak ada yang
perlu disesali di tahun 2013. Saya sungguh bersyukur atas semua hal yang saya
alami di tahun 2013. Pengalaman adalah guru terbaik. Trial and error adalah sebuah
proses yang memaksa kita untuk belajar. Saat
ini saya menanggalkan semua atribut. Bulan lalu saya masih tercatat sebagai
karyawan swasta, yang tersisa adalah pribadi yang ingin berjuang. Tahun 2014 bagi saya adalah kanvas putih tanpa
coretan sehingga bulan Januari merupakan bulan yang penting karena bulan ini
saya memegang kuas dan harus memutuskan warna apa yang ingin saya ambil untuk
lukisan tahun depan.
Selamat tahun baru!
No comments:
Post a Comment