Sunday, 5 January 2014

2013 - What happened

Tulisan ini adalah tulisan pertama saya sejak berbulan-bulan sudah vakum menulis. Hal yang patut disayangkan mengingat membaca dan menulis merupakan minat saya yang paling lama. Saya tidak ingin menyalahkan pekerjaan yang menumpuk atau waktu yang padat. Karena pada akhirnya, yang salah adalah pribadi yang tidak mampu mengelola waktunya dengan baik.

Tahun 2013 dibuka dengan semangat saya yang semakin membara saat melakoni pekerjaan di bidang konsultan kehumasan. Bulan Januari dan Februari, saya diberikan kesempatan untuk banyak mengembangkan kemampuan diri, terutama di bidang public speaking. Pada bulan tersebut, saya banyak dikirim ke berbagai daerah untuk menjadi narasumber di salah satu sesi acara sosialisasi yang diadakan klien. Melalui kegiatan itu, saya bisa berkunjung ke Cirebon, Banten, Tanjung Pandan, Pangkal Pinang, Lampung dan lain-lain. Di bulan April, saya bahkan mendapat tugas dinas internasional pertama saya, ke Singapura. Saya bisa mengunjungi berbagai tempat yang mungkin tidak akan saya kunjungi jika saya pergi kesana sendiri.

Pada pertengahan tahun, saya juga mengalami hal-hal menyenangkan terkait kisah cinta. Pertengahan tahun merupakan saat dimana saya bisa mengenal keluarga pasangan saya, begitu juga saya bisa membawa pasangan masuk ke keluarga.

Namun, mulai pertengahan tahun pula, saya mulai merasakan gamang dengan pekerjaan saya saat ini. Saya merasa tidak yakin untuk bertahan di kantor lama, di industri yang sama. Cukup ironis memang karena pada tengah tahun, saya justru mendapat apresiasi dari kantor berupa naik jabatan. Namun, saya bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang mengenai dunia kerja dan dunia sekolah yang akhirnya membuat saya berpikir untuk keluar dari zona saat itu. Saya mulai menyusun rencana bahwa harus ada dunia baru di tahun depan. Saya  mempersiapkan diri untuk meraih pekerjaan baru atau kembali melanjutkan sekolah. Saya kemudian bergerilya melakukan pendaftaran ke beberapa kementerian serta BUMN. Sebagai rencana cadangan, saya juga mendaftar untuk sekolah.

Memasuki bulan-bulan di akhir tahun, hasil dari aktivitas gerilya mulai terkuak. Saya menerima berbagai penolakan. Saya tidak lolos dalam tahap-tahap akhir seleksi dua lembaga negara. Saya tidak kunjung menerima panggilan dari BUMN yang saya daftar jauh-jauh hari. Kemudian, saya juga mendapat berita penolakan dari sekolah yang saya inginkan.

Boleh jadi, bulan-bulan akhir menjelang pergantian tahun adalah bulan-bulan yang cukup menantang. Saya perlu membagi waktu untuk kerja, les bahasa inggris dan belajar untuk mempersiapkan diri menjalani berbagai tes kementerian. Saya juga mengalami perdebatan yang sangat panjang dengan orang tua dan pasangan yang membuat saya paham bahwa dukungan dari orang terdekat adalah amunisi semangat yang signifikan. Ada beberapa impian yang saya inginkan, ternyata tidak cocok dengan persepsi mereka sehingga terdapat suatu masa saat amunisi semangat itu hilang dan yang tersisa hanyalah kemauan pribadi.
Bulan Desember adalah bulan pengikhlasan atas semua kontradiksi yang terjadi. Bulan yang memungkinkan saya untuk melakukan refleksi, berdamai dengan keinginan orang-orang terdekat dan membuka pikiran dan hati seluas-luasnya untuk sebuah toleransi.

Kesimpulannya, tidak ada yang perlu disesali di tahun 2013. Saya sungguh bersyukur atas semua hal yang saya alami di tahun 2013. Pengalaman adalah guru terbaik. Trial and error adalah sebuah proses  yang memaksa kita untuk belajar. Saat ini saya menanggalkan semua atribut. Bulan lalu saya masih tercatat sebagai karyawan swasta, yang tersisa adalah pribadi yang ingin berjuang.  Tahun 2014 bagi saya adalah kanvas putih tanpa coretan sehingga bulan Januari merupakan bulan yang penting karena bulan ini saya memegang kuas dan harus memutuskan warna apa yang ingin saya ambil untuk lukisan tahun depan.


Selamat tahun baru!

No comments:

Post a Comment