Sunday 4 August 2013

Kodrat Wanita - Spiritual Journey

Baru dua hari saya memiliki kucing persia di rumah, tapi rasanya seperti ingin menyerah karena kerepotannya. Hari pertama Amoy dibawa ke rumah, dia langsung buang air dan tidak berhasil membersihkan sendiri. Alhasil, bau semerbak kemana-mana. Hari pertama amoy di rumah adalah hari sabtu, artinya hari saya harus ikut serta membantu pekerjaan rumah tangga. Lalu, keesokan harinya, saya juga  harus membawa Amoy vaksin ke dokter hewan. Sabtu-minggu badan saya dihajar dengan pekerjaan rumah tangga dan keruwetan mengurus kucing. Dalam hati saya bicara, saya mau kerja kantoran aja, ternyata menjadi "ibu" itu susah..

Saya jadi teringat pembicaraan saya dengan teman dekat beberapa waktu yang lalu. Waktu itu ia bertanya, "kamu tau kodrat wanita itu apa?. Tanpa pikir panjang, saya jawab "ya tahulah, melahirkan , menyusui, ngurus rumah". "Iya beberapa benar, selain itu apa?". Saya mulai penasaran "emang maksud kamu apa? ya paling gitu-gitu aja". "Nanti coba kamu tanyakan ke mama, kodrat wanita itu apa? Kalau udah tahu, kamu kasih tau aku".
Kemudian saya panik. 

Selesai pembicaran itu, sejujurnya saya merasa kesal sekaligus malu. Rasanya seperti sekedar diuji. Itu adalah pertanyaan naluriah yang seharusnya mampu dijawab tanpa berpikir keras. Namun, yang terjadi adalah saya terlalu bingung untuk menjawab pertanyaan tadi. Karena malu, saya belum ingin bertanya kepada mama. Saya coba cari di google. Hasilnya sama seperti yang saya pikirkan, melahirkan, menyusui, menjaga anak. Saya semakin bingung. Kemudian, saya mencoba mencari tahu dari mama, tanpa bertanya dengan lugas apa itu kodrat wanita. Dari diskusi tersebut, jawaban mama simpel. Coba mengacu pada agama. 

Saya kemudian membaca beberapa tulisan atau artikel di internet tentang posisi wanita dalam Islam. Beberapa hal banyak menyentuh saya dan betapa banyak yang saya belum ketahui tentang kodrat saya sendiri. Beberapa waktu lalu saya juga pernah mendengar beberapa ceramah berkaitan dengan posisi wanita. Sebagai puncaknya, saya kembali bertanya kepada teman saya yang kebetulan sudah menikah. Dari semua alternatif pencarian yang saya lakukan, kira-kira hasilnya seperti ini:

1. Wanita memiliki peran penting dalam memberikan keturunan yang baik
Wanita memiliki kemampuan lebih dibandingkan pria untuk mampu melahirkan, menyusui serta mendidik dengan kasih sayang. Peran penting wanita telah ada sejak wanita tersebut hamil karena ia mempunyai tanggung jawab untuk memberikan nutrisi terbaik bagi calon keturunannya. Begitu juga saat di fase menyusui, serta mendidik anaknya. Sudah wajar ketika seorang wanita harus meluangkan banyak waktunya untuk keluarga karena wanita dikodratkan memiliki arti penting bagi keturunannya.

2. Wanita harus mampu menjaga kehormatannya.
Wanita dikodratkan memiliki jelmaan yang indah. Bahkan, wanita menjadi salah satu dari tiga hal (harta dan takhta) yang mampu menyulut terjadinya perang. Sudah selayaknya, wanita mampu menjaga kehormatannya. Berperilaku baik, berbicara santun, berwajah ceria atau baiknya menutup auratnya. Sejauh ini, saya masih belajar untuk menjulurkan kerudung hingga mencapai dada. :D

3. Wanita harus mampu menjadi penyejuk hati pasangannya
Kelak, wanita akan memiliki pasangan yang insya Allah menjadi pemimpin baginya. Pemimpin juga manusia yang bisa merasa lelah. Kodrat wanita sebagai makhluk yang lembut akan mampu membawa kesejukan bagi pasangannya. Menjadi teman diskusi, menjadi sosok cantik yang bisa ia pandangi, menjadi kokinya, dll. 

Menurut saya, itu adalah tiga hal pokok yang menjadi kodrat wanita. Tiga hal tersebut memiliki turunan yang aplikasinya akan berbeda pada setiap orang.