Sunday 9 November 2014

Kembali

Mengenalmu bukan perkara mudah
Seakan yang kau tawarkan hanya lara

Ntah apa yang kau diskusikan dengan Tuhan
Melangkah darimu aku enggan

Sadar bahwa cinta datang membawa harapan
Memaksa kita untuk bijak
Memaknai bahagia, menyikapi duka

Adakah kiranya satu masa
agar cinta kembali ke peraduannya?



Kembali.
Jakarta, November 2014


Photo source: Pinterest

Sunday 2 November 2014

Le Chemin de LPDP

Hai..
Setelah blog ini lama mati suri, saya akan kembali menulis tentang info-info yang mungkin akan berguna bagi teman-teman di luar sana. Saya akan bahas mengenai LPDP.
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah sebuah lembaga profesional yang berada di bawah Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama, yang memberikan beasiswa magister dan doktor di berbagai universitas dalam dan luar negeri. Semua orang berhak mendaftar calon penerima beasiswa, baik yang sudah memiliki surat penerimaan atau Letter of Acceptance (LoA) atau yang baru niat lanjut sekolah :D

Seleksinya relatif sederhana dibandingkan tahapan seleksi beasiswa lain seperti Erasmus Mundus, misalnya. Padahal besaran beasiswanya sangat besar dan tidak kalah dengan beasiswa lainnya.
LPDP memiliki beragam skema untuk beasiswa, diantaranya Beasiswa Pendidikan Indonesia untuk magister dan doktor, Beasiswa Afirmasi, Beasiswa Tesis dan Disertasi, Beasiswa Spesialis Kedokteran dan Beasiswa Presiden Indonesia. Saya adalah penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia untuk program magister dalam negeri, jadi yang akan saya bahas selanjutnya adalah mengenai program ini. Untuk lebih lanjutnya, silahkan mengunjungi web lpdp di http://www.lpdp.depkeu.go.id/.

Beasiswa Pendidikan Indonesia adalah beasiswa reguler bagi para calon mahasiswa magister dan doktor di universitas dalam dan luar negeri. LPDP akan memberikan dana yang mencakup biaya sekolah, biaya hidup selama di kota dan negara tempat kuliah, biaya buku, biaya penelitian tesis dan disertasi, dan berbagai biaya lainnya. Untuk menjadi penerima beasiswa ini, pelamar beasiswa harus melewati empat tahap seleksi, yaitu:

1. Seleksi Administrasi
Pada tahap ini, pelamar beasiswa harus membuat akun di http://www.lpdp.depkeu.go.id/. Dalam akun tersebut, pelamar wajib mengunggah tiga essay yang temanya telah ditetapkan dan beberapa dokumen penting seperti sertifikat bahasa, ijazah, surat rekomendasi, dll. Setelah semua persyaratan administrasi lengkap, formulir bisa langsung disubmit. Hati-hati! ketika semua file telah disubmit, maka file tersebut sudah masuk dalam antrian file yang akan direview oleh LPDP, sehingga pastikan semua kelengkapan dan kesempurnaan dokumen sebelum melakukan submit.
Sebelum meng-klik tombol submit, pelamar beasiswa bisa kapan saja menutup atau membuka akun tersebut untuk melakukan pengeditan. Setelah submit, akun masih dibuka hanya untuk melihat pengumuman, bukan melakukan edit dokumen.

Pengumuman seleksi administrasi akan diumumkan biasanya pada periode wawancara yang biasanya diadakan empat kali dalam setahun. Bulan Maret, Mei, Juni dan September (pengalaman tahun 2014). Jadi, jika kamu submit di bulan januari, kemungkinan hasil seleksi administrasi keluar pada bulan maret atau akhir februari. Kalau melakukan submit dokumen pada bukan Maret, kemungkinan dipanggil wawancara yakni pada bulan Mei. Begitu seterusnya. Untuk pendaftaran adminstrasi, LPDP tidak memiliki deadline khusus, dibuka sepanjang tahun. Sehingga, semua kita yang atur. Jika butuh kepastian beasiswa sebelum September, pastikan semua proses seleksi selesai di bulan Juni. Seperti itu misalnya.

2. Seleksi Wawancara
Seleksi wawancara diumumkan biasanya kurang dari seminggu sebelum pelaksanaan wawancara. Seleksi wawancara diadakan di berbagai kota di Indonesia. Kalau di Jakarta, biasanya di kantor LPDP di Gedung Kementerian Keuangan dekat lapangan banteng. Pelamar akan diwawancara oleh tim panelis yang terdiri dari dua orang tenaga pengajar (dosen) yang memiliki latar belakang pendidikan dengan jurusan kuliah yang kamu tuju dan satu orang adalah psikolog.
Sesi wawancara berlangsung sekitar 20-40 menit per orang. Pertanyaan yang dilontarkan terkait dengan studi dan kesiapan kita untuk kembali sekolah.

Khusus bagian ini, saya memiliki pengalaman menarik. Saya adalah penerima beasiswa LPDP yang pernah gagal. Jadi, saya diterima sebagai penerima beasiswa setelah melakukan pendaftaran kedua kali. Pada wawancara pertama di bulan Maret, saya mengajukan pendaftaran untuk program dalam negeri dengan tujuan UGM dan jurusan manajemen. Waktu itu saya diwawancarai oleh dua orang dosen pria dan satu orang psikolog wanita. Wawancara berlangsung lima belas menit. Pertanyaan yang dilontarkan oleh tim panelis saat itu adalah alasan saya melanjutkan kuliah di dalam negeri. Saat itu saya langsung blak-blakan cerita bahwa saya tidak dapat izin orang tua untuk sekolah di luar negeri. Saat itu, tim panelis seakan mengerti dan malah memuji saya karena kemampuan bahasa asing saya yang menurut mereka sangat bagus. Wawancara dilakukan dengan Bahasa Inggris dan sedikit Bahasa Prancis, saat itu tim panelis mengemukakan mereka merasa senang dan puas dengan hasil wawancara saya. Saya pulang dengan tersenyum dan jumawa. Hasilnya keluar seminggu kemudian, dan tidak ada nama saya. Patah hati.

Masih penasaran, saya kembali mencoba dari awal. Saya kembali dipanggil wawancara pada bulan Juni. Tim panelis terdiri dari dua orang dosen pria dan wanita serta seorang psikolog wanita. Dari awal wawancara saya langsung diberikan penilaian yang "rendah". Intinya kalau mau sekolah di dalam negeri, kenapa harus daftar LPDP. Saya memiliki usaha dan pekerjaan serta orang tua yang masih memiliki potensi untuk membiayai saya. Tim panelis juga mengatakan LPDP tidak ingin memberikan beasiswa kepada orang yang sebetulnya memiliki kapasitas untuk sekolah di luar negeri. Tidak masuk logika mereka, kenapa saya harus memutuskan untuk sekolah di dalam negeri. Nyelekit. hahaha!
Saya juga ditanya mengenai prioritas hidup, antara pendidikan dan menikah. Saya juga dirayu untuk cari sekolah lain di luar negeri dan terakhir ditutup dengan "coba kamu cari sekolah lain dulu, nanti baru kami pikirkan apakah kamu cocok menerima beasiswa LPDP". Wawancara berlangsung selama lima puluh menit!! Saya udah antara geram dan pengen gampar tuh panelis. Sebagai penutup wawancara, saya akhirnya berani bilang bahwa "life is about choices. All you need in life, all you want, you can have it all, but not at once. That's my stance". Lalu pergi, dengan berderai air mata.. hahahaa. Gak deng, lalu pergi dengan perasaan jengkel, kenapa ibu-ibu dan bapak itu tajam-tajam banget mulutnya hahaha. Seminggu kemudian hasil keluar. Saya dinyatakan lulus!!

Lesson learned:
Saat wawancara pertama, saya bilang kalau tidak diizinkan ke luar negeri oleh orang tua. Sebetulnya menunjukan ketidakmampuan saya dalam meyakinkan seseorang. Jika orang terdekat aja gak yakin sama kita, gimana orang asing bisa percaya? Jadi, saya ubah strategi, untuk tidak mengeluarkan alasan itu pada wawancara kedua apapun kondisinya.

Wawancara kedua, saya berusaha meyakinkan apa yang membuat saya akan lebih berkembang walaupun hanya bersekolah di dalam negeri. Saya juga berusaha meyakinkan bahwa sekolah dalam negeri adalah pilihan saya dan bukan berarti saya tidak mampu untuk bersekolah di luar negeri, Untuk bagian ini, saya melampirkan semua sertifikat bahasa dengan score yang baik, TOEFL dan DELF. Tidak lupa menjadi diri sendiri dan kontrol emosi.

3. Leaderless Group Discusion
Pada tahap ini, semua pelamar beasiswa dikelompokkan ke dalam grup yang terdiri dari 10 orang. Tiap grup diberikan sebuah isu, waktu itu isu yang didapatkan kelompok saya mengenai kebijakan mineral dan tambang. Karena saya bukan tipe orang yang mendominasi ketika banyak orang yang lebih lantang, saya menawarkan diri menjadi notulen. Sebelum masuk ruangan, kelompok saya berusaha menerapkan aturan bawah setiap orang memiliki hak untuk berbicara sehingga akan lebih enak jika berbicara gantian dan urut. Hal ini efektif karena kelompok kami dapat melakukan diskusi yang baik dan mendapatkan kesimpulan sesuai dengan ide-ide yang dilontarkan tiap orang.

LGD dilakukan bersamaan dengan wawancara. Bisa sehari dengan wawancara atau keesokan harinya. Wawancara dan LGD memiliki alokasi waktu dua hari dan jadwal per orang bisa dilihat saat pelamar datang di hari pertama wawancara. Bagi teman-teman yang datang dari luar kota sebaiknya mengajukan cuti untuk dua hari. Pengumuman terakhir yang diberikan LPDP adalah gabungan dari pengumuman LGD dan wawancara.

4. PK (Pelatihan Kepemimpinan/Persiapan Keberangkatan)
PK merupakan tahap akhir wajib yang harus diikuti oleh calon penerima beasiswa LPDP. Sebelum PK, terdapat kegiatan pra-PK yakni saat-saat banyak tugas bejibun yang harus dikumpulkan dalam waktu yang singkat! Saya tidak akan banyak bercerita mengenai tahap ini biar akan menjadi kejutan bagi teman-teman. Bagi saya, tahap ini adalah tahap ketika saya merasa terinspirasi setiap hari, menemukan teman-teman yang hangat seperti keluarga dan momen yang pastinya akan membuat saya selalu rindu. Sepertinya, saya harus meluangkan waktu untuk membuat post tersendiri mengenai teman-teman luar biasa yang saya temui saat PK.

Setelah melewati empat tahap tersebut, kamu sah menjadi penerima beasiswa. Satu pesan yang harus terus digenggam. Kembalilah untuk Indonesia. Belajarlah dengan penuh ketekunan karena uang yang kalian gunakan adalah hasil keringat rakyat Indonesia.

Nah, begitu saja cerita saya mengenai proses seleksi LPDP. Jika ada yang ingin bertanya lebih lanjut, bisa meninggalkan komen di post ini. 

Terima kasih dan selamat mencoba!!

Tasya