Friday 8 April 2016

Serba-serbi Lensa Kontak

Hi world!

Kali ini saya mau ngomongin tentang contact lens karena saya cukup susah untuk mendapatkan info atau review dari orang-orang terkait produk contact lens. Saya adalah pengguna contact lens yang sudah cukup lama. Pertama kali saya menggunakan kontak lens itu di tahun 2007, berarti udah sekitar 9 tahun yaa. Saya menggunakan contact lens secara rutin setiap hari, bukan hanya sesekali untuk kondangan lho.. Tetapi setiap hari. Oke, saya kayaknya harus cerita dulu ya awal mula saya akrab sama kacamata dan lensa kontak.

Saya pertama kali menggunakan kacamata itu di tahun 2004, saat masih duduk di bangku SMP kelas 2. Awalnya saya gak pernah merasa butuh kacamata, karena sejak SD hingga SMP saya selalu duduk di bangku depan. Maklumlah postur badan saya kan mini ya hehehe. Nah saat itu, wali kelas yang baru menerapkan peraturan rolling. Jadi setiap hari kita harus duduk bergantian, sehingga ada masanya saya mendapat giliran duduk di bangku belakang. Pada saat saya duduk di bangku belakang lah saya merasa tidak bisa membaca tulisan di papan tulis. Akhirnya saya memeriksakan mata saya ke dokter, dan ternyata minus saya sudah cukup besar yaitu -2,25 untuk mata kiri dan kanan. Menurut dokter, ini adalah minus yang cukup tinggi bagi orang yang pertama kali pakai kacamata dan dengan pertimbangan saya tidak memiliki keturunan dari orang tua yang bermata minus. Fyi, mama saya umur 51 saat ini, dan beliau hanya menggunakan kaca mata plus saat membaca. Papa saya berumur 55 dan hingga saat ini tidak menggunakan kacamata baik kacamata plus maupun minus. Adik saya berumur 22 tahun dan saat ini berkacata dengan minus -3. Jadi, saya dan adik saya mengalami mata minus karena pola hidup kami, seperti terlalu sering main games, membaca sambil tidur, dan lain-lain. (Sedih!)

Saat memasuki SMA, saya mulai kenal dengan contact lens. Contact lens sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu Hard Lens dan Soft Lens. Soft lens itu banyak dijual di optik, sedangkan hard lens harus memesan ke rumah sakit. Perbedaan diantara keduanya antara lain di bentuknya. Soft lens cenderung memiliki diameter lebih besar dibanding hard lens. Seperti namanya, jika dipegang, soft lens itu kenyal sedangkan hard lens seperti kaca yang kaku. Perbedaan lainnya akan saya elaborasi nanti ya.

Nah sekarang saatnya saya review beberapa produk soft lens yang pernah saya gunakan. Kebetulan selama ini saya pengguna soft lens, tapi sebentar lagi saya akan menggunakan hard lens (masih nunggu jadi). Jadi di post ini, saya akan mereview beberapa merk soft lens dulu ya.

1. Omega SoftLens

Ini merupakan soft lens pertama yang aku pakai. Harganya cukup murah, dulu sih sekitar 150ribu berisi 1 pasang softlens dengan ukuran minus yang bisa beda. Packangingnya adalah jar kaca sangat mini dengan jangka waktu pemakaiannya satu tahun. Saat dipakai pertama kali, teksturnya sangat lembut dan cukup ramah untuk mata. Diameternya juga lebar, jadi bola mata bisa bergerak bebas. Sayangnya, karena hanya ada satu pasang untuk setahun, jadi saat pemakaian bulan keempat, saya merasa tingkat kelembabannya semakin berkurang. Walaupun saya udah berusaha mencuci soft lens dengan sangat bersih dan teliti, tetap saja tingkat kelembabannya jadi sangat berkurang. Mata saya jadinya lebih sering iritasi. Biasanya saya cuma sanggup memakai sampai bulan ke delapan, lalu akhirnya beli lagi yang baru. Saya menggunakan omega ini cukup lama hampir tiga tahunan dengan pertimbangan harganya yang murah dan cukup mudah didapatkan di optik-optik.

2. Acuvue

Acuvue merupakan salah satu merk softlens yang terkenal. Saya memilih warna bening karena saya menggunakan setiap hari dengan ingin terlihat sangat natural. Harganya 1 boks sekitar 350ribu. Satu boks berisi 3 pasang, setiap pasangnya bisa dipakai untuk setiap bulan. Karena pada akhirnya saya beda minus, yaitu -2,25 dan -3,00 akhirnya saya selalu beli 2 boks untuk enam bulan pemakaian. Tentunya harganya cukup jauh ya dibanding Omega, tetapi Acuvue ini jauh lebih moist dan lebih aman. Karena 1 pasang hanya dipakai untuk 1 bulan. Packagingnya juga simpel, yaitu ditaru di wadah plastik kecil. Silahkan googling deh ya, karena saya gak sempat foto hehe. Saya memakai Acuvue juga lama, sekitar 3 tahunan sampai akhirnya silinder saya sudah sangat menganggu dan harus saya masukan dalam softlens juga karena penglihatan saya belum maksimal.

3. Cooperflex Toric

Cooperflex toric adalah softlens yang dapat menggabungkan minus dan silinder. Packagingnya hampir sama dengan Acuvue. Setiap boks berisi 3 pasang untuk satu ukuran, dengan jangka waktu pemakaian 1 bulan untuk 1 pasang. Karena minus dan silinder saya beda ukuran untuk kedua mata, jadi saya harus beli sekaligus 2 boks. Harga setiap boksnya sekitar 600ribu. Jadi saya harus mengeluarkan dana sekitar 1,2juta setiap enam bulan. (Elus-elus dada..) Sebenarnya Acuvue juga punya edisi toric juga, tetapi hanya untuk harian. Jadi biayanya akan jauh lebih besar.
Satu-satunya kelemahan cooperflex toric ini adalah pemesanannya yang cukup lama, bisa dua bulan. Jadi biasanya kalau stok saya sudah mau habis, saya akan buru-buru pesan dulu. Terakhir saya ingin beli Cooperflex dapat kabar bahwa ternyata produk ini sudah discontinued. Alhasil saya bingung harus nyari softlens silinder yang nyaman di mata dan di kantong. Kejadian ini akhirnya mengenalkan saya dengan hard lens!.

4. Fresh Look

Ini adalah soft lens yang saya beli kalau lagi buru-buru dan gak ada pilihan. Biasanya karena saya harus presentasi atau mau kondangan, tapi saya masih menunggu soft lens pesanan yang belum kunjung datang. Fresh look yang saya pakai biasanya warna coklat gelap karena mirip dengan warna bola mata saya jadi terkesan tetap natural. Harganya juga murah sekitar 80ribu satu boks isi sepasang yang dapat digunakan untuk satu bulan. Kelemahannya adalah tingkat kelembaban yang sangat rendah, jadi kalau make ini, mata cepat lelah dan terasa kering. Tapi softlens ini oke banget untuk pemakaian yang tidak terlalu lama atau dalam waktu kepepet karena mudah didapatkan di berbagai optik.

5. RGD M Tinu (Hard lens untuk mata minus dan silinder)

Sebenarnya saya lupa merknya apa. Hard lens ini bisa dipesan di berbagai rumah sakit spesialis mata seperti Jakarta Eye Center. Masing-masing rumah sakit memiliki brand tersendiri. Karena saya pesan di JEC, jadi saya menggunakan merk mereka. RGD sendiri kalau saya googling adalah Rigid Gas Permeable. Jadi salah satu keunggulan dari hard lens dibandingkan dengan soft lens adalah tetap membuka celah bagi oksigen yang masuk ke mata. Soft lens yang kita gunakan biasanya akan menghalangi oksigen yang masuk, sehingga kadang kita merasa mata cepat ngantuk, perih atau kering. Penggunaan yang cukup lama pada softlens akan membahayakan mata karena mata akan kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kebutaan. Ngeri kan? Setidaknya ini yang dijelaskan oleh Dokter Spesialis Lensa Kontak di JEC yang saya datangi. Dokter pun menyarankan saya untuk menggunakan hard lens dibandingkan soft lens. Kelemahan dari hard lens adalah harganya!! hahaha. Untuk satu mata, harga hard lens adalah sekitar 2 juta yang dapat digunakan hingga 3 tahun pemakaian. Jadi harga sepasang berkisar hingga 4 jutaan. Untuk pemakaian pertama, terasa agak mengganjal, namun pemakaian selanjutnya terasa lebih nyaman. Pemesanan hard lens bisa 6-8 minggu, karena akan dibuat berdasarkan ukuran kornea mata kita. Saya akan jelaskan di post saya selanjutnya deh tentang kunjungan saya ke JEC ya. Saya akhirnya setuju untuk menggunakan hard lens karena sepertinya ini satu-satunya jalan keluar yang dapat memfasilitasi mata minus dan silinder saya. Saat ini ukuran mata saya adalah -3,5 dengan silinder 1,75. Selain itu, saya juga merasa butuh untuk menjaga kesehatan mata saya dalam jangka panjang. Walaupun terlihat mahal di awal, sebenarnya sama saja kalau sama menggunakan cooperflex toric tadi.

Semoga informasi ini membantu teman-teman semua yang lagi hunting contact lens atau lagi dilemma mencari contact lens yang cocok. Sebenanrnya memang paling ideal adalah melakukan operasi lasik atau menggunakan kacamata. Namun, saya belum berani untuk lasik dan tidak terlalu nyaman dengan kacamata, jadi untuk saat ini, kayaknya contact lens masih menjadi pilihan yang paling baik. hehehe.

Any comments are welcome. Ciao!

Tasya


After A Very Long Hiatus

Hal yang paling susah setelah lama gak nulis adalah menuliskan kalimat pertama. Seperti sekarang, saya aja kaget ternyata terakhir nulis ternyata November 2014, almost two years! No wonder sih, dari dulu saya punya kekurangan dengan namanya komitmen dan konsistensi. Termasuk menulis blog, kalau hobinya lagi datang, bisa konsisten nulis banyaaaaak banget sampe berbulan-bulan, tapi abis itu bosan atau biasanya menemukan hobi baru, jadi ninggalin nulis lagi. Seinget saya, masa-masa paling aktif nulis blog itu jaman kuliah S1, hmmm, beberapa tahun yang lalu (biar gak ketauan tuanya! hehe). Waktu itu hobi nulis karena juga lagi sering baca buku dan novel jadi inspirasi nulis jadi banyak. Abis itu ngantor dan ngurus segala macam hal akhirnya ninggalin nulis lagi. Padahal saya salah satu orang yang percaya bahwa menulis itu penting. Menulis itu adalah awal mula dari sebuah proyek atau karya. Saya termasuk orang yang punya banyak ide di kepala saya, tapi karena jarang ditulis, ide itu akhirnya menguap gitu aja. Gak pernah jadi karya. Sama kayak tesis kali ya, idenya di kepala banyak, tapi kalau gak ditulis tetep lama lulusnya hahaha.

Akhirnya setelah sekian lama, saya mulai membangun komitmen untuk kembali menulis lagi. Kalau jaman dulu masih sering bikin prosa dan puisi, kayaknya sekarang saya akan lebih menulis hal-hal yang non-fiksi deh. Bukan karena udah gak suka dengan prosa, tapi lebih karena saya merasa jadi gak bisa nulis prosa lagi huhuhu. Kalau nulis prosa kayaknya gak bisa mengalir, terkesan dipaksakan. Saya juga kehilangan banyak kosakata, mungkin juga karena akhir-akhir ini saya jarang baca tulisan-tulisan fiksi. Well, akhirnya saya memutuskan untuk menulis yang non-fiksi aja, terutama review. Lagi-lagi belajar dari pengalaman, saya selalu melihat review sebelum membeli sesuatu. So, I think it's my turn to give back! Mungkin nantinya ada orang-orang yang akan terbantu dengan tulisan saya.

Okay, segitu dulu. Glad to be back!