Showing posts with label Daily. Show all posts
Showing posts with label Daily. Show all posts

Thursday, 22 December 2016

Jalan-jalan ke Korea - Persiapan

Assalamualaikum! Hari ini saya mau berbagi tentang perjalanan saya dan suami ke Korea pada awal Desember 2016. Saya mau cerita dari awal persiapan sampai kepulangan kami di Jakarta. Karena sepertinya banyak yang akan saya ceritakan, jadi saya bagi post tentang korea ini menjadi beberapa bagian ya. Oke, langsung aja ke bagian pertama! Bagian pertama: Persiapan! Saya dan suami memang berkomitmen untuk liburan akhir tahun ini. Because we didnt have a proper honeymoon. Jadi waktu itu, udah merencanakan honeymoon eh taunya ada kerjaan kantor yang gak bisa ditinggal suami. Setelah itu, uang liburan kita banyak kepakai untuk hal-hal lain, sehingga akhirnya kita menunda sampai akhir tahun 2016. Tiket Pesawat Awalnya kami gak berencana ke Korea. Kita mau pergi kemana pun, yang penting dapat pengalaman baru dan berdua aja. Akhirnya iseng datang ke Garuda Travel Fair 2016 di bulan Agustus. Ada beberapa destinasi yang sesuai budget kami, yaitu ke Osaka, Tokyo atau Seoul. Setelah browsing sana-sini, kayaknya living cost di Jepang lebih besar dibandingkan Korea, akhirnya kita sepakat untuk pilih Korea. Kami dapat tiket Garuda PP untuk bulan Desember 2016 di harga IDR 4,3juta per orang. Murah! Saya pernah ke Seoul di tahun 2012, saat itu menggunakan AirAsia, harga tiketnya 4,2jt per orang, tapi harus transit di Kuala Lumpur yang bakal bikin perjalanan makin puanjaang. Yang lebih menyenangkan dari Garuda adalah apabila kita berhalangan berangkat pada tanggal pemesanan,maka kita bisa reschedule, namun harga kembali ke harga normal. Menurut saya itu lebih baik dibandingkan betul-betul hangus. Tips: Rencanakan liburan jauh-jauh hari agar bisa mendapatkan tiket yang lebih murah. Paspor Setelah tiket dan tentunya persetujuan cuti dari kantor suami, saya mulai mengurus dokumen penting, yaitu paspor dan visa. Ingat ya,paspor yang bisa digunakan adalah paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan sebelum expired date. Kebetulan paspor saya akan expired di bulan April 2017, sedangkan saya akan berangkat Desember 2016, jadi harus diperpanjang. Pengajuan paspor saat ini mudah sekali ya. Tinggal isi form melalui internet, lalu cetak dan bawa ke Kantor Imigrasi yang telah dipilih sebelumnya. Saya pilih ke kantor imigrasi Jakarta Timur. Harga perpanjangan paspor yaitu IDR 355.000.Paspor jadi dalam tiga hari kerja. Alhamdulillah proses perpanjangan paspor saya lancar. Saat disana, ada beberapa orang yang paspornya tertahan. Mereka adalah orang-orang yang melakukan pembayaran via internet banking atau atm. Karena ada kesalahan sistem, pembayaran belum terkonfirmasi. Alhasil mereka masih harus menunggu minggu depan. Tips: Lakukan pembayaran bayar paspor melalui Teller Bank saja. Visa Proses pengajuan visa saya lakukan sendiri. Karena suami bekerja, saya yang menguruskan visa suami dan saya sendiri. Saya langsung berangkat ke Kedubes Korea bagian Konsuler. Lokasi Kedubes ini ada di Jalan Gatot Subroto, sebelah Rumah Sakit Medistra. Pelayanan aplikasi visa dibuka mulai jam 09.00 - 12.00 wib, sedangkan pengambilan visa mulai 13.30 - 16.30 wib. Bagi yang membawa mobil, kedutaan Korea tidak menyiapkan tempat untuk parkir kendaraan, tapi kamu bisa menuju Gedung K-Link, sebelah R.S Medistra dan parkir disana. Setelah itu, tinggal jalan kaki aja menuju kedutaan Korea. Untuk tipe visa yang ingin diajukan adalah visa turis atau visa single entry (berlaku dalam tiga bulan) . Biayanya IDR 540.000 per visa. Persyaratan dokumen yang diminta lumayan banyak versinya. Di website Kedutaan Besar Korea, persyaratan dokumen tidak banyak, tetapi pengalaman saya saat mengajukan visa, mereka minta selengkap mungkin. Misalnya, di website tertera untuk bukti keuangan dapat pilih salah satu, apakah bukti rekening koran, bukti pembayaran pajak atau slip gaji. Nyatanya, saat mengajukan visa, ketiga dokumen diminta. Jadi saran dari saya, kasih aja semua, biar lengkap hehe. So, berdasarkan pengalaman saya kemarin, dokumen yang saya ajukan diantaranya: Suami 1. Paspor asli dan fotokopinya beserta fotokopi halaman-halaman yang berisi cap-cap dari negara lain,jika ada 2. Form aplikasi visa ( download ) 3. Foto ukuran 3,5x4,5 cm, background putih, tampak wajah 80% 4. Kartu Keluarga atau Surat Nikah (saya pakai surat nikah, karena kami belum ada KK baru) 5. Surat Keterangan Bekerja (bahasa Inggris) 6. Bukti Keuangan : - SPT PPH 21 (Jika telah melakukan sistem pelaporan pajak online, kita bisa cetak langsung dari akun kita) - Rekening Koran 3 bulan terakhir (Rekening suami saya Mandiri, biaya pembuatannya IDR 150.000, namun jadi keesokan harinya) - Slip gaji atau bukti tunjangan pensiun Istri (Saya tidak bekerja kantoran, Saya sedang menyelesaikan kuliah master saya dan saat ini sedang berwirausaha kecil-kecilan). Jadi dokumen yang saya pakai untuk visa, diantaranya Nomor 1-4 sama dengan dokumen suami. 5. Surat sponsor dari Suami. Surat sponsor ini menyebutkan bahwa suami saya akan menanggung biaya perjalanan saya dan memastikan bahwa saya akan kembali pulang ke Indonesia. Format surat ini bebas dan saya ngarang sendiri. Ditulis dalam bahasa Inggris dan ditandatangani suami di atas materai. 6. Surat keterangan mahasiswa (karena kebetulan saya sedang bersekolah) 7. Bukti Keuangan Suami (Saya melampirkan fotokopi semua bukti keuangan suami). Dokumen tambahan: saya melampirkan bukti booking hostel, tiket PP Cengkareng - Incheon, itinerary atau jadwal kegiatan selama disana. Saya datang jam 08.00 pagi dan ternyata loket sudah dibuka jam 08.30 wib. Namun, petugas baru melayani jam 09.00. Saya mendapat nomor antrian no.3. Oiya, jangan lupa membawa uang tunai karena pembayaran visa hanya bisa dilakukan tunai, tidak bisa debet apalagi pake kartu kredit hehe. Prosesnya hanya sekitar 10 menit karena petugas hanya screening dokumen. Setelah itu kita diberikan bukti pengambilan. Mulai Desember 2016, kita harus mengecek status paspor melalui website, jika sudah approved baru kita melakukan pengambilan. Proses pengajuan aplikasi visa maupun pengambilan visa dapat diwakilkan. Tips: Datang lebih pagi untuk menghindari antrian panjang. Cetak dan isi form aplikasi sebelum ke Kedutaan karena sebetulnya petugas tidak menyediakan form disana. Kalaupun ada jumlahnya terbatas. Kemarin saya lihat ada yang kehabisan dan sibuk mencari warnet atau digital printing. Tips lainnya, bawa uang tunai atau cash untuk membayar visa karena tidak ada atm di gedung Kedutaan dan tidak melayani transaksi elektronik. Lengkapi dokumen selengkap-lengkapnya. Alhamdulillah, waktu itu saya apply hari Senin dan hari Jumat visa sudah approved. Akomodasi Saya dan suami adalah tipe yang tidak ingin menghabiskan dana yang banyak untuk akomodasi. Kebetulan kami termasuk yang bisa tidur dimana aja, jadi kami gak perlu hotel mewah untuk tidur, toh disana akan banyak dihabiskan untuk jalan-jalan dibandingkan mendem di hotel hehe.. Akhirnya pilihan kami jatuh kepada HOSTEL!. Hostel di luar negeri itu mungkin setara hotel bintang kelas 1 atau 2 di Indonesia mungkin ya. Untuk pemilihan hostel, pertimbangan kami adalah kamar private buat berdua, kamar mandi dalam, ada sarapan, dekat dengan shuttle ke airport dan dekat dengan subway station. Karena kami akan datang saat musim dingin, pertimbangan lainnya adalah adanya air hangat untuk mandi dan penghangat ruangan dalam kamar. Setelah browsing dan mesen sana sini, trus cancel sana sini lagi hehehe.. Akhirnya pilihan kami jatuh kepada BEEWON GUESTHOUSE! Sekalian aja saya review ya. 1. MURAH dan space yang luas! Saya pesan kamar ondol room (traditional room dengan sistem penghangan lantai). Idenya sih biar ngerasa aja ala keluarga-keluarga Korea beneran. hehehe. Tapi Alhamdulillah ini menjadi pilihan yang tepat. Hostel terkenal dengan ruangan yang sempit, padahal kami membawa koper yang gede-gede. Dengan ondol room ini, kita bisa lipat mattras yang tidak digunakan, sehingga spacenya luas. Kamar ondol room ini dilengkapi dengan Kamar mandi dalam. Untuk 7 hari 6 malam, kami mendapatkan harga 205.000 won atau 2,3 juta rupiah!! Sebetulnya ada lagi yang lebih murah, misalnya yang bunk bed, atau dormitory tapi kurang nyaman buat kami yang suami-istri. Nanti gak bisa pelukan! hahaha 2. Lokasi. Lokasinya Beewon ini sangat dekat dengan dua subway station, yaitu Anguk Station dan Jongno-(3)ga station, skitar 200-300m atau 5-10 menit jalan kaki. Shuttle bus ke airport juga sangat dekat hanya 5 menit jalan kaki. Ini penting sekali, jadi kami gak perlu takut kesusahan narik-narik koper untuk menuju hostel. Jalan menuju hostel dari shuttle bus juga rata, jadi gak perlu takut kesusahan. Hostel ini juga dekat ke Bukchon Hanok Village, Gyeongbokgung Palace dan Palace-palace lainnya. Saya mengunjungi tempat-tempat tersebut dengan berjalan kaki. Dan yang paling penting, Beewon ini berada di belakang 7Eleven. Lumayan membantu kalau mau membeli suatu yang instan. 3. Fasilitas. Beewon guesthouse menyediakan sarapan, yaitu roti, selai, yogurt, susu, teh dan kopi. Kami juga diperbolehkan untuk numpang nge-print, gratis! Di setiap lantai ada dispenser bagi para penghuni. Di dalam kamar, disediakan televisi LED dengan channel yang sangat beragam, hair dryer, air panas untuk mandi, penghangat ruangan, AC, meja rias dan gantungan baju. Yang paling cute adalah ada kucing yang akan menyambut kami setiap kami kembali ke hostel. Namanya Geum-dong. Sampai sekarang aja rasanya susah move on dari Geum-dong si kucing lucu.. Kamar dan keseluruhan hostel menurut saya cukup bersih. Host dan para pegawai pun menyambut dan mau membantu kami. Mengangkat koper ke kamar dan memberikan rekomendasi tempat oleh-oleh, dan lain-lain. Pokoknya saya dan suami merekomendasikan hostel ini! Itinerary Menyusun itinerary atau jadwal kegiatan merupakan hal yang penting, terutama bagi yang tidak pergi bersama tur. Kami juga memutuskan untuk tidak menggunakan jasa tur karena kami ingin liburan sesuai keinginan kami tanpa ada jadwal yang pasti. Itinerary sifatnya hanya sebagai pedoman, agar kita tidak terlalu buta mau kemana, tapi pelaksanaannya terserah kita dan tergantung keadaan saat itu saja :) Dari itinerary yang saya buat, sepertinya 70% terpenuhi. Cuaca merupakan salah satu faktor adanya perubahan, selain karena faktor keuangan! hahaha. Setelah disana, ada beberapa pertimbangan yang membuat kami merelakan uang untuk masuk ke arena wisata, menjadi uang untuk makan enak. Itinerary yang saya susun tentunya berdasarkan browsing-browsing dari internet, dan mempertimbangan jarak antar lokasi. Di Korea banyak sekali destinasi wisata yang tidak akan cukup dikunjungi semua dalam waktu seminggu. Destinasi wisata juga ada yang mirip antara satu sama lain,sehingga perlu dipertimbangkan baik-baik. Jika ada yang berminat untuk melihat itinerary saya, silahkan beritahu email kamu di kolom komentar, insha Allah saya kirimkan itinerary saya. Tips: Jika ingin mengunjungi tempat-tempat wisata khas di Korea seperti Namsan Tower, Everland atau Ski, saya sarankan untuk menempatkan kegiatan-kegiatan tersebut di hari kerja, karena akhir pekan akan sangat ramai. Jika ingin mudah, bisa juga mencontoh itinerary tur-tur yang ada. Segitu dulu ya cerita tentang persiapannya. If anyone has any queries, please let me know. Sampai ketemu di postingan selanjutnya!

Monday, 2 May 2016

Bio True - ONEday Lenses Review

Dear All,

Another product was added to be reviewed! here it comes, BIO TRUE ONEday Lenses!!

Saya register disini untuk mendapatkan sampel produk keluaran Bausch + Lomb ini. Sebetulnya saya sudah ngefans lama dengan line nya Bausch + Lomb karena saya selalu menggunakan Renu sebagai daily cleaner untuk softlens yang saya gunakan.

Saya mendapatkan 2 box Biotrue yang berisi lima buah dalam 1 box, berarti saya dapat 5 pasang. Biotrue punya ukuran dari -1 hingga -9 dan merupakan softlens sekali pakai. Jadi kalau sudah dipakai seharian bisa langsung dibuang. Warna softlens nya bening sehingga mata tetap terlihat natural.

Pertama kali saya pakai, saya tidak merasakan sesuatu yang mengganjal. Pertama, karena saya terbiasa menggunakan softlens. Kedua, karena memang kelembaban biotrue cukup tinggi. Saya tidak perlu membilas softlens sebelum saya pakai untuk pertama kalinya. Jadi setelah saya buka kemasannya, bisa langsung saya tempatkan ke mata. Beberapa brand lain membutuhkan bilasan walaupun baru dibuka untuk pertama kalinya dan ini gak terjadi pada Biotrue, so I am satisfied!

Saya pakai buat kondangan dan sampai di rumah gak saya lepas karena saya baru pakai beberapa jam. Selama 10 jam pertama, saya tidak membutuhkan tetes mata. Saya tidak merasa mata saya kering ataupun iritasi. Namun, setelah 10 jam saya merasa butuh meneteskan tetes mata karena keringnya mulai terasa, mungkin juga karena pengaruh berlama-lama dalam ruangan ber-AC.

Ukuran mata saya sebenarnya adalah -3,5 dan silinder 1,75, tetapi saya menggunakan Biotrue dengan ukuran -3,5 saja tanpa silinder. Buat saya, kurang begitu nyaman untuk dipakai sehari-hari karena tetap tidak jelas terutama untuk beca tulisan. Biotrue dijual dengan harga 235.000-275.000 untuk setiap box berisi 30 pcs. Saya kira cukup recommended digunakan untuk kondangan atau kegiatan outdoor jika mata kamu juga punya silinder yang cukup tinggi seperti saya. Buat kamu yang males ribet dan hanya membutuhkan softlens untuk mata minus, Biotrue bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat.

See you!

Tasya





Friday, 8 April 2016

Serba-serbi Lensa Kontak

Hi world!

Kali ini saya mau ngomongin tentang contact lens karena saya cukup susah untuk mendapatkan info atau review dari orang-orang terkait produk contact lens. Saya adalah pengguna contact lens yang sudah cukup lama. Pertama kali saya menggunakan kontak lens itu di tahun 2007, berarti udah sekitar 9 tahun yaa. Saya menggunakan contact lens secara rutin setiap hari, bukan hanya sesekali untuk kondangan lho.. Tetapi setiap hari. Oke, saya kayaknya harus cerita dulu ya awal mula saya akrab sama kacamata dan lensa kontak.

Saya pertama kali menggunakan kacamata itu di tahun 2004, saat masih duduk di bangku SMP kelas 2. Awalnya saya gak pernah merasa butuh kacamata, karena sejak SD hingga SMP saya selalu duduk di bangku depan. Maklumlah postur badan saya kan mini ya hehehe. Nah saat itu, wali kelas yang baru menerapkan peraturan rolling. Jadi setiap hari kita harus duduk bergantian, sehingga ada masanya saya mendapat giliran duduk di bangku belakang. Pada saat saya duduk di bangku belakang lah saya merasa tidak bisa membaca tulisan di papan tulis. Akhirnya saya memeriksakan mata saya ke dokter, dan ternyata minus saya sudah cukup besar yaitu -2,25 untuk mata kiri dan kanan. Menurut dokter, ini adalah minus yang cukup tinggi bagi orang yang pertama kali pakai kacamata dan dengan pertimbangan saya tidak memiliki keturunan dari orang tua yang bermata minus. Fyi, mama saya umur 51 saat ini, dan beliau hanya menggunakan kaca mata plus saat membaca. Papa saya berumur 55 dan hingga saat ini tidak menggunakan kacamata baik kacamata plus maupun minus. Adik saya berumur 22 tahun dan saat ini berkacata dengan minus -3. Jadi, saya dan adik saya mengalami mata minus karena pola hidup kami, seperti terlalu sering main games, membaca sambil tidur, dan lain-lain. (Sedih!)

Saat memasuki SMA, saya mulai kenal dengan contact lens. Contact lens sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu Hard Lens dan Soft Lens. Soft lens itu banyak dijual di optik, sedangkan hard lens harus memesan ke rumah sakit. Perbedaan diantara keduanya antara lain di bentuknya. Soft lens cenderung memiliki diameter lebih besar dibanding hard lens. Seperti namanya, jika dipegang, soft lens itu kenyal sedangkan hard lens seperti kaca yang kaku. Perbedaan lainnya akan saya elaborasi nanti ya.

Nah sekarang saatnya saya review beberapa produk soft lens yang pernah saya gunakan. Kebetulan selama ini saya pengguna soft lens, tapi sebentar lagi saya akan menggunakan hard lens (masih nunggu jadi). Jadi di post ini, saya akan mereview beberapa merk soft lens dulu ya.

1. Omega SoftLens

Ini merupakan soft lens pertama yang aku pakai. Harganya cukup murah, dulu sih sekitar 150ribu berisi 1 pasang softlens dengan ukuran minus yang bisa beda. Packangingnya adalah jar kaca sangat mini dengan jangka waktu pemakaiannya satu tahun. Saat dipakai pertama kali, teksturnya sangat lembut dan cukup ramah untuk mata. Diameternya juga lebar, jadi bola mata bisa bergerak bebas. Sayangnya, karena hanya ada satu pasang untuk setahun, jadi saat pemakaian bulan keempat, saya merasa tingkat kelembabannya semakin berkurang. Walaupun saya udah berusaha mencuci soft lens dengan sangat bersih dan teliti, tetap saja tingkat kelembabannya jadi sangat berkurang. Mata saya jadinya lebih sering iritasi. Biasanya saya cuma sanggup memakai sampai bulan ke delapan, lalu akhirnya beli lagi yang baru. Saya menggunakan omega ini cukup lama hampir tiga tahunan dengan pertimbangan harganya yang murah dan cukup mudah didapatkan di optik-optik.

2. Acuvue

Acuvue merupakan salah satu merk softlens yang terkenal. Saya memilih warna bening karena saya menggunakan setiap hari dengan ingin terlihat sangat natural. Harganya 1 boks sekitar 350ribu. Satu boks berisi 3 pasang, setiap pasangnya bisa dipakai untuk setiap bulan. Karena pada akhirnya saya beda minus, yaitu -2,25 dan -3,00 akhirnya saya selalu beli 2 boks untuk enam bulan pemakaian. Tentunya harganya cukup jauh ya dibanding Omega, tetapi Acuvue ini jauh lebih moist dan lebih aman. Karena 1 pasang hanya dipakai untuk 1 bulan. Packagingnya juga simpel, yaitu ditaru di wadah plastik kecil. Silahkan googling deh ya, karena saya gak sempat foto hehe. Saya memakai Acuvue juga lama, sekitar 3 tahunan sampai akhirnya silinder saya sudah sangat menganggu dan harus saya masukan dalam softlens juga karena penglihatan saya belum maksimal.

3. Cooperflex Toric

Cooperflex toric adalah softlens yang dapat menggabungkan minus dan silinder. Packagingnya hampir sama dengan Acuvue. Setiap boks berisi 3 pasang untuk satu ukuran, dengan jangka waktu pemakaian 1 bulan untuk 1 pasang. Karena minus dan silinder saya beda ukuran untuk kedua mata, jadi saya harus beli sekaligus 2 boks. Harga setiap boksnya sekitar 600ribu. Jadi saya harus mengeluarkan dana sekitar 1,2juta setiap enam bulan. (Elus-elus dada..) Sebenarnya Acuvue juga punya edisi toric juga, tetapi hanya untuk harian. Jadi biayanya akan jauh lebih besar.
Satu-satunya kelemahan cooperflex toric ini adalah pemesanannya yang cukup lama, bisa dua bulan. Jadi biasanya kalau stok saya sudah mau habis, saya akan buru-buru pesan dulu. Terakhir saya ingin beli Cooperflex dapat kabar bahwa ternyata produk ini sudah discontinued. Alhasil saya bingung harus nyari softlens silinder yang nyaman di mata dan di kantong. Kejadian ini akhirnya mengenalkan saya dengan hard lens!.

4. Fresh Look

Ini adalah soft lens yang saya beli kalau lagi buru-buru dan gak ada pilihan. Biasanya karena saya harus presentasi atau mau kondangan, tapi saya masih menunggu soft lens pesanan yang belum kunjung datang. Fresh look yang saya pakai biasanya warna coklat gelap karena mirip dengan warna bola mata saya jadi terkesan tetap natural. Harganya juga murah sekitar 80ribu satu boks isi sepasang yang dapat digunakan untuk satu bulan. Kelemahannya adalah tingkat kelembaban yang sangat rendah, jadi kalau make ini, mata cepat lelah dan terasa kering. Tapi softlens ini oke banget untuk pemakaian yang tidak terlalu lama atau dalam waktu kepepet karena mudah didapatkan di berbagai optik.

5. RGD M Tinu (Hard lens untuk mata minus dan silinder)

Sebenarnya saya lupa merknya apa. Hard lens ini bisa dipesan di berbagai rumah sakit spesialis mata seperti Jakarta Eye Center. Masing-masing rumah sakit memiliki brand tersendiri. Karena saya pesan di JEC, jadi saya menggunakan merk mereka. RGD sendiri kalau saya googling adalah Rigid Gas Permeable. Jadi salah satu keunggulan dari hard lens dibandingkan dengan soft lens adalah tetap membuka celah bagi oksigen yang masuk ke mata. Soft lens yang kita gunakan biasanya akan menghalangi oksigen yang masuk, sehingga kadang kita merasa mata cepat ngantuk, perih atau kering. Penggunaan yang cukup lama pada softlens akan membahayakan mata karena mata akan kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kebutaan. Ngeri kan? Setidaknya ini yang dijelaskan oleh Dokter Spesialis Lensa Kontak di JEC yang saya datangi. Dokter pun menyarankan saya untuk menggunakan hard lens dibandingkan soft lens. Kelemahan dari hard lens adalah harganya!! hahaha. Untuk satu mata, harga hard lens adalah sekitar 2 juta yang dapat digunakan hingga 3 tahun pemakaian. Jadi harga sepasang berkisar hingga 4 jutaan. Untuk pemakaian pertama, terasa agak mengganjal, namun pemakaian selanjutnya terasa lebih nyaman. Pemesanan hard lens bisa 6-8 minggu, karena akan dibuat berdasarkan ukuran kornea mata kita. Saya akan jelaskan di post saya selanjutnya deh tentang kunjungan saya ke JEC ya. Saya akhirnya setuju untuk menggunakan hard lens karena sepertinya ini satu-satunya jalan keluar yang dapat memfasilitasi mata minus dan silinder saya. Saat ini ukuran mata saya adalah -3,5 dengan silinder 1,75. Selain itu, saya juga merasa butuh untuk menjaga kesehatan mata saya dalam jangka panjang. Walaupun terlihat mahal di awal, sebenarnya sama saja kalau sama menggunakan cooperflex toric tadi.

Semoga informasi ini membantu teman-teman semua yang lagi hunting contact lens atau lagi dilemma mencari contact lens yang cocok. Sebenanrnya memang paling ideal adalah melakukan operasi lasik atau menggunakan kacamata. Namun, saya belum berani untuk lasik dan tidak terlalu nyaman dengan kacamata, jadi untuk saat ini, kayaknya contact lens masih menjadi pilihan yang paling baik. hehehe.

Any comments are welcome. Ciao!

Tasya


After A Very Long Hiatus

Hal yang paling susah setelah lama gak nulis adalah menuliskan kalimat pertama. Seperti sekarang, saya aja kaget ternyata terakhir nulis ternyata November 2014, almost two years! No wonder sih, dari dulu saya punya kekurangan dengan namanya komitmen dan konsistensi. Termasuk menulis blog, kalau hobinya lagi datang, bisa konsisten nulis banyaaaaak banget sampe berbulan-bulan, tapi abis itu bosan atau biasanya menemukan hobi baru, jadi ninggalin nulis lagi. Seinget saya, masa-masa paling aktif nulis blog itu jaman kuliah S1, hmmm, beberapa tahun yang lalu (biar gak ketauan tuanya! hehe). Waktu itu hobi nulis karena juga lagi sering baca buku dan novel jadi inspirasi nulis jadi banyak. Abis itu ngantor dan ngurus segala macam hal akhirnya ninggalin nulis lagi. Padahal saya salah satu orang yang percaya bahwa menulis itu penting. Menulis itu adalah awal mula dari sebuah proyek atau karya. Saya termasuk orang yang punya banyak ide di kepala saya, tapi karena jarang ditulis, ide itu akhirnya menguap gitu aja. Gak pernah jadi karya. Sama kayak tesis kali ya, idenya di kepala banyak, tapi kalau gak ditulis tetep lama lulusnya hahaha.

Akhirnya setelah sekian lama, saya mulai membangun komitmen untuk kembali menulis lagi. Kalau jaman dulu masih sering bikin prosa dan puisi, kayaknya sekarang saya akan lebih menulis hal-hal yang non-fiksi deh. Bukan karena udah gak suka dengan prosa, tapi lebih karena saya merasa jadi gak bisa nulis prosa lagi huhuhu. Kalau nulis prosa kayaknya gak bisa mengalir, terkesan dipaksakan. Saya juga kehilangan banyak kosakata, mungkin juga karena akhir-akhir ini saya jarang baca tulisan-tulisan fiksi. Well, akhirnya saya memutuskan untuk menulis yang non-fiksi aja, terutama review. Lagi-lagi belajar dari pengalaman, saya selalu melihat review sebelum membeli sesuatu. So, I think it's my turn to give back! Mungkin nantinya ada orang-orang yang akan terbantu dengan tulisan saya.

Okay, segitu dulu. Glad to be back!




Thursday, 6 March 2014

This just takes longer than you thought

There are plenty of reasons why we should be grateful for our life. This might sound cliché but if you think deeply, somewhat you'll find it true. 

Since I was a kid, I have been living a great life. I moved from city to other city, made a lot of friends and experienced different things. As I grow up, my expectation of life is getting higher. When I was 12, I told my parents that I wanted to go to the most well-known junior high school (at that time I was in Manado). They were very supporting and encouraging. I got enlisted!. Somehow, I was not satisfied enough that I challenged myself by taking acceleration class. I asked for my parents's approval as the cost was higher, and fortunately they were both agreed. I took the acceleration class which turned out very tiring. The fortunes came continuously as I mostly seated on top 3 ranks, got accepted in a prestigious high school and university.  
One day, I dreamed to see the ancient architectures in Europe, join the international conference, visit some places in other countries that I only see on television and work in multinational company. God must be very kind to me as He made every each of my dreams came true. 

However, the situation is slightly different for me now. It takes longer than it used to be, than I thought, to attempt my goals. Facing the failure is not easy, keeping your mind to be positive is not a simple action. There must be some times that we think it's the hardest, in particular when looking at our friends and people asked you many questions. You may be disappointed and worried, but I think that's human being. I felt those too. That is life, ladies and gentlemen. It has ups and downs. 
Even so, I keep believing that I just have to be more patient in waiting the time. The recipe are being grateful for your past, thinking positive for the future, giving the best effort for now. Because every little thing you've obtained and passed has its own meaning. 
You might fell a lot, but then you just have to bounce higher, like a child on a trampoline. Nothing should be  regretted. 

Today, I read a good quote. It said...
"Don't judge me. I am not ashamed of trying. Every journey has to start somewhere".

Sunday, 4 August 2013

Kodrat Wanita - Spiritual Journey

Baru dua hari saya memiliki kucing persia di rumah, tapi rasanya seperti ingin menyerah karena kerepotannya. Hari pertama Amoy dibawa ke rumah, dia langsung buang air dan tidak berhasil membersihkan sendiri. Alhasil, bau semerbak kemana-mana. Hari pertama amoy di rumah adalah hari sabtu, artinya hari saya harus ikut serta membantu pekerjaan rumah tangga. Lalu, keesokan harinya, saya juga  harus membawa Amoy vaksin ke dokter hewan. Sabtu-minggu badan saya dihajar dengan pekerjaan rumah tangga dan keruwetan mengurus kucing. Dalam hati saya bicara, saya mau kerja kantoran aja, ternyata menjadi "ibu" itu susah..

Saya jadi teringat pembicaraan saya dengan teman dekat beberapa waktu yang lalu. Waktu itu ia bertanya, "kamu tau kodrat wanita itu apa?. Tanpa pikir panjang, saya jawab "ya tahulah, melahirkan , menyusui, ngurus rumah". "Iya beberapa benar, selain itu apa?". Saya mulai penasaran "emang maksud kamu apa? ya paling gitu-gitu aja". "Nanti coba kamu tanyakan ke mama, kodrat wanita itu apa? Kalau udah tahu, kamu kasih tau aku".
Kemudian saya panik. 

Selesai pembicaran itu, sejujurnya saya merasa kesal sekaligus malu. Rasanya seperti sekedar diuji. Itu adalah pertanyaan naluriah yang seharusnya mampu dijawab tanpa berpikir keras. Namun, yang terjadi adalah saya terlalu bingung untuk menjawab pertanyaan tadi. Karena malu, saya belum ingin bertanya kepada mama. Saya coba cari di google. Hasilnya sama seperti yang saya pikirkan, melahirkan, menyusui, menjaga anak. Saya semakin bingung. Kemudian, saya mencoba mencari tahu dari mama, tanpa bertanya dengan lugas apa itu kodrat wanita. Dari diskusi tersebut, jawaban mama simpel. Coba mengacu pada agama. 

Saya kemudian membaca beberapa tulisan atau artikel di internet tentang posisi wanita dalam Islam. Beberapa hal banyak menyentuh saya dan betapa banyak yang saya belum ketahui tentang kodrat saya sendiri. Beberapa waktu lalu saya juga pernah mendengar beberapa ceramah berkaitan dengan posisi wanita. Sebagai puncaknya, saya kembali bertanya kepada teman saya yang kebetulan sudah menikah. Dari semua alternatif pencarian yang saya lakukan, kira-kira hasilnya seperti ini:

1. Wanita memiliki peran penting dalam memberikan keturunan yang baik
Wanita memiliki kemampuan lebih dibandingkan pria untuk mampu melahirkan, menyusui serta mendidik dengan kasih sayang. Peran penting wanita telah ada sejak wanita tersebut hamil karena ia mempunyai tanggung jawab untuk memberikan nutrisi terbaik bagi calon keturunannya. Begitu juga saat di fase menyusui, serta mendidik anaknya. Sudah wajar ketika seorang wanita harus meluangkan banyak waktunya untuk keluarga karena wanita dikodratkan memiliki arti penting bagi keturunannya.

2. Wanita harus mampu menjaga kehormatannya.
Wanita dikodratkan memiliki jelmaan yang indah. Bahkan, wanita menjadi salah satu dari tiga hal (harta dan takhta) yang mampu menyulut terjadinya perang. Sudah selayaknya, wanita mampu menjaga kehormatannya. Berperilaku baik, berbicara santun, berwajah ceria atau baiknya menutup auratnya. Sejauh ini, saya masih belajar untuk menjulurkan kerudung hingga mencapai dada. :D

3. Wanita harus mampu menjadi penyejuk hati pasangannya
Kelak, wanita akan memiliki pasangan yang insya Allah menjadi pemimpin baginya. Pemimpin juga manusia yang bisa merasa lelah. Kodrat wanita sebagai makhluk yang lembut akan mampu membawa kesejukan bagi pasangannya. Menjadi teman diskusi, menjadi sosok cantik yang bisa ia pandangi, menjadi kokinya, dll. 

Menurut saya, itu adalah tiga hal pokok yang menjadi kodrat wanita. Tiga hal tersebut memiliki turunan yang aplikasinya akan berbeda pada setiap orang. 

Sunday, 12 May 2013

What made me happy #6

Buffalo gathering!!!

There is always a rainbow after the rain

Sometimes you are trapped in a condition where you should adjust yourself to others. In real life, you will meet this condition in some aspects, at your work, in your relationship or in your circle friends. Adjusting is not easy, but it is possible. Furthermore, the harder part of the process itself is when you have to accompany and handle person who is adjusting. I understand how hard the process is, how it affects the mood and emotion. I know that sometimes that person just don't realize how s/he acts. I know this is about time and everything will end, hopefully the ending goes smoothly as planned.

I think, person who is adjusting, is hard to hear suggestions. They do complain a lot. I don't blame him/her, cause as I mentioned before, the process is harmful. All I can do as the one who handle that person is trying to be more positive. Be patient and be a good listener.
But actually, I really want to whisper "Dearie, take a deep breath cause there's always a rainbow after the rain"

Saturday, 27 April 2013

Spiritual Journey #1

I am now standing between two poles. I don't belong to any of the poles.

Saya berdiri dan bergaul di dua lingkungan yang berbeda. Jika mau dikategorikan berdasarkan riwayat hidup, dari kecil hingga SMA, saya dikelilingi oleh orang-orang yang taat beragama. Saat ini, beberapa orang dari kelompok tersebut, ada yang semangat sekali menegakkan syarí dan sebagian lainnya cukup rajin menulis atau mempelajari tentang agama. Ketika kuliah dan bekerja, saya bertemu dengan orang-orang yang cukup berbeda dengan orang-orang yang sebelumnya saya temui. Tipikal orang yang santai dalam menanggapi isu agama atau tidak menjadikan agama sebagai prioritas teratas. Mungkin juga terdapat beberapa orang yang apatis terhadap agama. Dua tipikal kelompok orang yang berbeda ini memperkaya saya dalam memahami sesuatu. Berdiri di antara keduanya membuat saya mampu mengartikan sebuah fenomena melalui perspektif yang beragam. Beruntunglah, saya sudah melewati masa-masa labil ketika seseorang sedang "haus" mencoba segala sesuatu. Sehingga, menjalani dua "peran" dalam dua tipikal kelompok berbeda tidak terlalu kaget dan tidak ikut dalam fanatisme berlebihan.

Kenapa saya menulis tentang ini? Because sometimes I feel miserable cause I dont belong to any of the group. Dan saat ini saya mulai mencari kecenderungan saya berada dimana. I am almost 23 years old now and I have been facing some spritual experiences, a bit not much. However, I tried to learn from those. I learn from the point when I found myself changed. I learn from the point when I was struggling to come back to I used to be. The other pole also has the role. I saw some stuffs don't fit me and those urge me not to be the part of it. 

Sepertinya semakin jelas kecenderungan saya ada dimana. Saya pernah mengalami kejadian yang membuat saya kembali tekun mencintai-Nya. Sekarang, lingkungan sehari-hari yang memiliki kebiasaan berbeda dengan saya, turut menjadi salah satu faktor untuk kembali mendekatkan diri. Gambaran-gambaran yang beberapa waktu ini terlihat di depan mata, justru menjadi inspirasi tersendiri untuk kembali mempelajari apa yang Dia cintai. 

Alhamdulillah.



Tuesday, 23 April 2013

Menghargai jarak

Kita patut bersyukur pada Sang Penguasa atas masa yang akhirnya tiba
Sebagai hadiah untuk dahaga rindu yang membuncah
Senyummu yang merekah dan wajahku yang memerah
Kita dipertemukan dalam suasana merah muda

Selama ini kita mengumpat jarak yang terhampar.
Bagaimana tidak?
Canggihnya teknologi tidak kunjung menjadi penawar rasa sesaknya

Sampai hari ini, ketika kita kembali bertatap muka
Baru kita mampu memaknai jarak yang terbentang
Serasa mendapatkan angin segar di ruangan pengap
Atau seperti mengecap madu saat harus menelan obat pahit

Aku dan kamu berjanji akan selalu menghargai jarak
Mensyukuri jarak yang membatasi kita dari sikap-sikap tercela
Menikmati jarak yang akan menabung rindu, hingga nanti ada kalanya pantas kembali memetik bahagianya

Hingga pada suatu hari nanti
Jika kita ditakdirkan untuk dapat saling menatap setiap pagi
Atau terlelap bersisian di setiap malam
Atau berdiskusi hingga hari berganti
Kita akan selalu bisa bercermin pada masa ini,
Saat kita berjuang memaknai jarak sebagai sesuatu yang positif





Saturday, 23 March 2013

What Work Brings Me #2

This post is going to tell you one other reason  why I love my job..

This job allows me travel to four different cities in three weeks.

1. Bali
Yes, we had some kind of training. hihi. Actually, this was an office outing but they wrapped it as a training.
I am not going to tell you about Bali, cause who doesnt know Bali?
So let share what I got from Bali!

I had tons of seafood!

2. Palembang
No longer than 2 days after my arrival in Jakarta, I was assigned to accompany my boss in Palembang. He was going to present a socialisation to our client's brach office. I did not discover many things in Palembang since the client set up the schedule. However, I had a dinner in a fancy restaurant, near the well-known bridge called Ampera.
Ampera Bridge in the night (taken by cellphone camera)
3. Cirebon
I was shocked when my boss told me that I am the one who will do the socialisation to our client's brach office. Hmm now I knew the reason he took me days ago right? hahaha. After several trainings, I was assigned to go to Cirebon. Doing my first presentation to the client. The schedule was pretty tight as we should come back to Jakarta the next morning, at 6 am fyi. Well, since I did not discover many things, all I can share is Nasi Jambal. A traditional cuisine from Cirebon.

Nasi Jambal. Similar to Nasi Kucing from Yogyakarta

4. Padang
The fourth city is Padang. It's been awhile since the last time I visited this city, about 10 years ago I think. I did the socialisation as well. Luckily, I had enough time to look around Padang. I even visited the beach and the city center, ate seafood and bought some traditional dishes.

Pantai Padang (Padang Beach)

So what is the next destination? I dont know either. :D


Tuesday, 12 March 2013

All the best sandrina :)

Hari ini salah seorang sahabat saya ulang tahun. Katanya sih yang ke-22 padahal muka 32 hahaha.

Diawali dengan ide di senin malam saat saya, Jhendra dan Dayat masih lembur di kantor masing-masing. Kami ternyata sadar dengan hal yang sama. Ulang tahun Arin besok, kita ngapain ya?
Awalnya kita mau nekat dengan mendatangi kosan Arin tepat jam 12 malam, toh mumpung lembur. Tapi saya mempertimbangkan pulangnya, saya agak takut juga kalau harus nyetir jam satu atau dua dini hari. Apalagi kosan Arin dan rumah saya cukup jauh. Akhirnya kita sepakat untuk datang ke ke kos Arin besok, dengan tambahan satu personil lagi, Dwi.

Sekitar jam 3 kita semua ketemu di depan R.S Fatmawati, berbarengan menuju kos Arin. Setelah parkir agak jauh dari kosannya, kita jalan sambil bawa kue. Tanpa banyak permisi, kita langsung menuju kamar Arin. "Tok..tok.." Arin buka pintu daaan "Happy birthdayyyyy!!". Kami disambut dengan muka orang lifeless yang seharian di kamar dengan mimik muka sangat cina, matanya gak ada! hehehehe.

Kalau boleh, saya mau cerita sedikit mengenai teman saya satu ini. Kita udah temenan dan sahabatan sekitar 4 tahun. Awal dari semua cerita ini adalah masa-masa ospek kampus yang menjadikan kami satu kelompok social work. Selama 4 tahun kehidupan perkuliahan di Jogja, kami semakin dekat karena selalu berada di circle yang sama, sampai barengan nebeng di tempat seorang teman. Banyak hal yang saya pelajari dari seorang Arin. Arin ini orangnya tabah, mungkin karena sudah pengalaman jomblo hahaha. Kidding, rin! Arin is a tough person. Karena dia salah satu wanita paling mandiri dan kreatif without being tense, yang pernah saya temui. Arin selalu bisa mengakali cobaan atau tantangan yang dia temui dan Arin adalah orang yang berbesar hati. Ceritanya begini, sekitar dua tahunan yang lalu, saya dan sekelompok teman memiliki cita-cita ke menginjak tanah Eropa. Waktu itu persiapan sudah sangat matang, kita saling back up. Sampai ketika dua atau tiga minggu jelang keberangkatan, Arin menjelaskan dia gak mungkin ikut karena beberapa alasan. Kalau saya jadi Arin, ada masa-masa saya segan dan malas bertemu dengan teman saya, karena mereka akan berangkat dan saya tidak. Tidak begitu dengan Arin, dengan besar hati, dia tetap membantu persiapan hingga mengantar kita dengan senyuman. 

Arin itu kritis, cerdas dan humoris. Kalau ngomongin dua hal ini, makin banyak deh ceritanya. Intinya, sosok Arin di mata saya adalah sahabat yang bisa membuat saya termotivasi untuk selalu belajar. Karena alasan itu pula, beberapa waktu lalu saya mencoba mengajak dia untuk jadi partner bisnis. Salah satu hal yang saya syukuri dari takdir Allah adalah karena Arin kerja di Jakarta!! hahaha.

Anyway, happy birthday, Arin Sandrina!

I wish you lots of happiness with the new age. New age means new life, I hope you can always make every second worth to wisely spent. Rin, future is waiting for us, lets make it brighter!





Friday, 8 March 2013

What we could not expect from people

There are some moments that I want people to pay attention to my stories or complaints. They are not supposed to provide solutions. I just need them to listen, nod to my words, pretend that they care and understand, smile sometimes and perhaps a few sweet words as a bonus.

However, that people just could not be expected to.