Sunday 4 August 2013

Kodrat Wanita - Spiritual Journey

Baru dua hari saya memiliki kucing persia di rumah, tapi rasanya seperti ingin menyerah karena kerepotannya. Hari pertama Amoy dibawa ke rumah, dia langsung buang air dan tidak berhasil membersihkan sendiri. Alhasil, bau semerbak kemana-mana. Hari pertama amoy di rumah adalah hari sabtu, artinya hari saya harus ikut serta membantu pekerjaan rumah tangga. Lalu, keesokan harinya, saya juga  harus membawa Amoy vaksin ke dokter hewan. Sabtu-minggu badan saya dihajar dengan pekerjaan rumah tangga dan keruwetan mengurus kucing. Dalam hati saya bicara, saya mau kerja kantoran aja, ternyata menjadi "ibu" itu susah..

Saya jadi teringat pembicaraan saya dengan teman dekat beberapa waktu yang lalu. Waktu itu ia bertanya, "kamu tau kodrat wanita itu apa?. Tanpa pikir panjang, saya jawab "ya tahulah, melahirkan , menyusui, ngurus rumah". "Iya beberapa benar, selain itu apa?". Saya mulai penasaran "emang maksud kamu apa? ya paling gitu-gitu aja". "Nanti coba kamu tanyakan ke mama, kodrat wanita itu apa? Kalau udah tahu, kamu kasih tau aku".
Kemudian saya panik. 

Selesai pembicaran itu, sejujurnya saya merasa kesal sekaligus malu. Rasanya seperti sekedar diuji. Itu adalah pertanyaan naluriah yang seharusnya mampu dijawab tanpa berpikir keras. Namun, yang terjadi adalah saya terlalu bingung untuk menjawab pertanyaan tadi. Karena malu, saya belum ingin bertanya kepada mama. Saya coba cari di google. Hasilnya sama seperti yang saya pikirkan, melahirkan, menyusui, menjaga anak. Saya semakin bingung. Kemudian, saya mencoba mencari tahu dari mama, tanpa bertanya dengan lugas apa itu kodrat wanita. Dari diskusi tersebut, jawaban mama simpel. Coba mengacu pada agama. 

Saya kemudian membaca beberapa tulisan atau artikel di internet tentang posisi wanita dalam Islam. Beberapa hal banyak menyentuh saya dan betapa banyak yang saya belum ketahui tentang kodrat saya sendiri. Beberapa waktu lalu saya juga pernah mendengar beberapa ceramah berkaitan dengan posisi wanita. Sebagai puncaknya, saya kembali bertanya kepada teman saya yang kebetulan sudah menikah. Dari semua alternatif pencarian yang saya lakukan, kira-kira hasilnya seperti ini:

1. Wanita memiliki peran penting dalam memberikan keturunan yang baik
Wanita memiliki kemampuan lebih dibandingkan pria untuk mampu melahirkan, menyusui serta mendidik dengan kasih sayang. Peran penting wanita telah ada sejak wanita tersebut hamil karena ia mempunyai tanggung jawab untuk memberikan nutrisi terbaik bagi calon keturunannya. Begitu juga saat di fase menyusui, serta mendidik anaknya. Sudah wajar ketika seorang wanita harus meluangkan banyak waktunya untuk keluarga karena wanita dikodratkan memiliki arti penting bagi keturunannya.

2. Wanita harus mampu menjaga kehormatannya.
Wanita dikodratkan memiliki jelmaan yang indah. Bahkan, wanita menjadi salah satu dari tiga hal (harta dan takhta) yang mampu menyulut terjadinya perang. Sudah selayaknya, wanita mampu menjaga kehormatannya. Berperilaku baik, berbicara santun, berwajah ceria atau baiknya menutup auratnya. Sejauh ini, saya masih belajar untuk menjulurkan kerudung hingga mencapai dada. :D

3. Wanita harus mampu menjadi penyejuk hati pasangannya
Kelak, wanita akan memiliki pasangan yang insya Allah menjadi pemimpin baginya. Pemimpin juga manusia yang bisa merasa lelah. Kodrat wanita sebagai makhluk yang lembut akan mampu membawa kesejukan bagi pasangannya. Menjadi teman diskusi, menjadi sosok cantik yang bisa ia pandangi, menjadi kokinya, dll. 

Menurut saya, itu adalah tiga hal pokok yang menjadi kodrat wanita. Tiga hal tersebut memiliki turunan yang aplikasinya akan berbeda pada setiap orang. 

Monday 8 July 2013

Jadilah Pendengar yang Aktif

Cerita ini hanyalah curahan semata, dari perspektif saya sebagai orang yang suka bercerita. Saya punya kecenderungan untuk membagi topik cerita sesuai segmen orang yang akan menjadi pendengar. Saya sudah mampu memilah, jika dengan orang ini, saya bisa curhat ini, dengan si B, saya bisa diskusi tentang isu B, tapi kalau dengan si C, mending diceritain ini aja deh. Akibatnya, saya jadi punya banyak teman yang saya jadikan tabungan cerita saya hehehe. Pemilahan ini terjadi begitu saja, sesuai dengan kapasitas lawan bicara saat mendengarkan cerita saya. Ya, saya sangat memperhatikan bagaimana orang tersebut mendengar cerita saya.

Semua orang pasti pernah mendengar pepatah tentang mengapa jumlah telinga manusia lebih banyak dibandingkan mulutnya. Bahwa sebetulnya manusia diharapkan lebih banyak mendengar dibandingkan berbicara. Namun, saya percaya bahwa mendengar lebih sulit dibandingkan berbicara. Sebagai bukti, sudah ada orang-orang yang mengklaim ahli di bidang seni bicara, bahkan sering kita jumpai kelas-kelas seni berbicara di depan publik. Setidaknya, saya belum pernah melihat ada institusi yang mengajarkan manusia untuk menjadi pendengar yang baik. Atau saya tidak tahu, mohon dimaafkan dan dikoreksi hehehe.

Menurut saya, pendengar bukanlah lawan bicara yang pasif. Mendengar adalah kegiatan memaknai dan menanggapi. Saya selalu senang ketika orang mendengar cerita saya dengan mata berbinar atau rasa ingin tahu, seakan cerita saya adalah satu-satunya hal menarik yang perlu diperdulikan saat itu. Sebaliknya, saya akan merasa tidak ingin melanjutkan cerita apabila pendengar saya, tidak menatap saya atau asik dengan gadgetnya. Ada pula pendengar yang terlihat menatap mata dan mendengarkan, namun sebetulnya ia tidak sedang mendengarkan cerita kita. Buat saya, mendengarkan cerita seseorang adalah suatu bentuk penghargaan atau pengakuan eksistensi. Ketika saya didengarkan, saya akan merasa sebodoh apapun cerita saya, ada segelintir orang yang mau meluangkan waktunya untuk menunjukkan kepeduliannya.

Selama hampir setahun bekerja, saya banyak menjumpai orang dengan berbagai karakter. Banyak orang yang membuat saya terkesan dan setelah diperhatikan, ternyata mereka semua memiliki kemampuan mendengarkan orang dengan baik. Saya terus berusaha untuk menjadi salah satu dari mereka. Berusaha bahwa setiap ada orang berbicara, tatap matanya dengan lembut untuk membuat orang tersebut nyaman untuk bercerita. Tanggapi dengan beberapa pertanyaan dan jangan pernah melakukan judgement. Terkadang judgement tidak kita sadari, namun saat ini kita perlu melatih untuk mengelola judgement tersebut. Jangan memotong pembicaraan dan dengarkan hingga ceritanya usai. Jika ceritanya berulang, bisa kita tangapi dengan candaan. Jika terpaksa harus menyela pembicaraan, lakukan dengan sopan. Biasanya dikarenaka kita harus menelpon atau membalas sms yang penting. Dengan melakukan beberapa hal tersebut, saya yakin orang akan merasa lebih dihormati dan dihargaj.

Kadang pernah berpikir, jika saja seluruh pemimpin negeri itu adalah pendengar yang baik dan aktif, mungkin Indonesia bisa lebih teratur di kemudian hari.

Selamat malam.

Friday 7 June 2013

Cantik!

Semua wanita rela berkorban demi jadi cantik! Itu lebih dari sekedar naluri, itu hukum mutlak. Semutlak matahari yang selalu terbenam di barat atau semutlak hukumnya sah buat pengantin yang telah mengucapkan ijab kabul. Hihihi.

Boyish girls don't care with the beauty, talk to my hand. That's a bull**** sorry to say. Looks stunning is everyone's desire. Because why? You need to beauty to attract opposite sex, you need to be more beautiful to choose what you want. Beauties rule the world. I can say yes. However, beauty is not only about physical appearance though that would be the biggest part if you define beauty. You who are fat or short may be beautiful as well. While some people describe beauties are the one who have long straight hair, light skin, skinny and tall. Some people just don't. So, I had been wondering why some women is trying too hard to become that kind of beauty. That was my naive thought. Now I realize that, for the sake of beauty you need to sacrifice. The problem is how you define beauty. Nothing's wrong even when you feel beauty is being tall and pointed nose. Then, you go to have plastic surgery. I won't judge. Cause being stunning is everyone's desire, being fabulous is everyone's hope and perhaps being beautiful is the only thing you need to achieve your complete goal.

You don't have to judge someone else as they did some effort to become beautiful. I, myself, admitted that I did jogging this morning for the sake of beauty. Only coward person who judge people's effort, why? Cause they dont dare enough to admit their effort. Effort can come with many forms, so dont you dare to judge.

However, lady, world will never be fair. World never be enough to define one thing. As you are grown up, as you meet many people, you will know that that wont be an exact definition of a thing, including beauty. So, it's yours, it's your right to choose how beauty you are, what beauty would fit you, how important beauty to you. It's definitely your call.

For me, beauty is about being healthy and (having a flat stomach). Cause when I got flu, I think I look miserable or kucel hehe. Beauty is about being smart and well-dressed. Beauty is about obeying the rule. The most beautiful person dont do queuing will look too ugly for me. And beauty is about accepting people the way they are. Accepting is hard, so lady with a wide heart and lots of smiles for different people is the most beautiful

Sunday 12 May 2013

What made me happy #6

Buffalo gathering!!!

There is always a rainbow after the rain

Sometimes you are trapped in a condition where you should adjust yourself to others. In real life, you will meet this condition in some aspects, at your work, in your relationship or in your circle friends. Adjusting is not easy, but it is possible. Furthermore, the harder part of the process itself is when you have to accompany and handle person who is adjusting. I understand how hard the process is, how it affects the mood and emotion. I know that sometimes that person just don't realize how s/he acts. I know this is about time and everything will end, hopefully the ending goes smoothly as planned.

I think, person who is adjusting, is hard to hear suggestions. They do complain a lot. I don't blame him/her, cause as I mentioned before, the process is harmful. All I can do as the one who handle that person is trying to be more positive. Be patient and be a good listener.
But actually, I really want to whisper "Dearie, take a deep breath cause there's always a rainbow after the rain"

Thursday 2 May 2013

Karena Terbiasa

Ada yang berbeda ketika kau tak ada
Tampaknya aku terlalu terbiasa
Dibuai oleh hal-hal sederhana
Dan tak pernah menjadi intensimu
Untuk menjadikannya ada

Hanya saja rasanya selalu berbeda
Ketika satu waktu kau silap
Dan tidak bertingkah seperti biasanya
Karena aku hanya paham dengan pola yang serupa

Seperti hari yang selalu menemui senja sebelum malam
Atau seperti hujan yang siap menyambut pelangi
Aku juga memaknai eksistensi keteraturan selama ini
Sehingga kau mampu membayangkan
Betapa asingnya malam ini, karena aku sendiri





Saturday 27 April 2013

Spiritual Journey #1

I am now standing between two poles. I don't belong to any of the poles.

Saya berdiri dan bergaul di dua lingkungan yang berbeda. Jika mau dikategorikan berdasarkan riwayat hidup, dari kecil hingga SMA, saya dikelilingi oleh orang-orang yang taat beragama. Saat ini, beberapa orang dari kelompok tersebut, ada yang semangat sekali menegakkan syarí dan sebagian lainnya cukup rajin menulis atau mempelajari tentang agama. Ketika kuliah dan bekerja, saya bertemu dengan orang-orang yang cukup berbeda dengan orang-orang yang sebelumnya saya temui. Tipikal orang yang santai dalam menanggapi isu agama atau tidak menjadikan agama sebagai prioritas teratas. Mungkin juga terdapat beberapa orang yang apatis terhadap agama. Dua tipikal kelompok orang yang berbeda ini memperkaya saya dalam memahami sesuatu. Berdiri di antara keduanya membuat saya mampu mengartikan sebuah fenomena melalui perspektif yang beragam. Beruntunglah, saya sudah melewati masa-masa labil ketika seseorang sedang "haus" mencoba segala sesuatu. Sehingga, menjalani dua "peran" dalam dua tipikal kelompok berbeda tidak terlalu kaget dan tidak ikut dalam fanatisme berlebihan.

Kenapa saya menulis tentang ini? Because sometimes I feel miserable cause I dont belong to any of the group. Dan saat ini saya mulai mencari kecenderungan saya berada dimana. I am almost 23 years old now and I have been facing some spritual experiences, a bit not much. However, I tried to learn from those. I learn from the point when I found myself changed. I learn from the point when I was struggling to come back to I used to be. The other pole also has the role. I saw some stuffs don't fit me and those urge me not to be the part of it. 

Sepertinya semakin jelas kecenderungan saya ada dimana. Saya pernah mengalami kejadian yang membuat saya kembali tekun mencintai-Nya. Sekarang, lingkungan sehari-hari yang memiliki kebiasaan berbeda dengan saya, turut menjadi salah satu faktor untuk kembali mendekatkan diri. Gambaran-gambaran yang beberapa waktu ini terlihat di depan mata, justru menjadi inspirasi tersendiri untuk kembali mempelajari apa yang Dia cintai. 

Alhamdulillah.



Tuesday 23 April 2013

Menghargai jarak

Kita patut bersyukur pada Sang Penguasa atas masa yang akhirnya tiba
Sebagai hadiah untuk dahaga rindu yang membuncah
Senyummu yang merekah dan wajahku yang memerah
Kita dipertemukan dalam suasana merah muda

Selama ini kita mengumpat jarak yang terhampar.
Bagaimana tidak?
Canggihnya teknologi tidak kunjung menjadi penawar rasa sesaknya

Sampai hari ini, ketika kita kembali bertatap muka
Baru kita mampu memaknai jarak yang terbentang
Serasa mendapatkan angin segar di ruangan pengap
Atau seperti mengecap madu saat harus menelan obat pahit

Aku dan kamu berjanji akan selalu menghargai jarak
Mensyukuri jarak yang membatasi kita dari sikap-sikap tercela
Menikmati jarak yang akan menabung rindu, hingga nanti ada kalanya pantas kembali memetik bahagianya

Hingga pada suatu hari nanti
Jika kita ditakdirkan untuk dapat saling menatap setiap pagi
Atau terlelap bersisian di setiap malam
Atau berdiskusi hingga hari berganti
Kita akan selalu bisa bercermin pada masa ini,
Saat kita berjuang memaknai jarak sebagai sesuatu yang positif





Saturday 23 March 2013

What Work Brings Me #2

This post is going to tell you one other reason  why I love my job..

This job allows me travel to four different cities in three weeks.

1. Bali
Yes, we had some kind of training. hihi. Actually, this was an office outing but they wrapped it as a training.
I am not going to tell you about Bali, cause who doesnt know Bali?
So let share what I got from Bali!

I had tons of seafood!

2. Palembang
No longer than 2 days after my arrival in Jakarta, I was assigned to accompany my boss in Palembang. He was going to present a socialisation to our client's brach office. I did not discover many things in Palembang since the client set up the schedule. However, I had a dinner in a fancy restaurant, near the well-known bridge called Ampera.
Ampera Bridge in the night (taken by cellphone camera)
3. Cirebon
I was shocked when my boss told me that I am the one who will do the socialisation to our client's brach office. Hmm now I knew the reason he took me days ago right? hahaha. After several trainings, I was assigned to go to Cirebon. Doing my first presentation to the client. The schedule was pretty tight as we should come back to Jakarta the next morning, at 6 am fyi. Well, since I did not discover many things, all I can share is Nasi Jambal. A traditional cuisine from Cirebon.

Nasi Jambal. Similar to Nasi Kucing from Yogyakarta

4. Padang
The fourth city is Padang. It's been awhile since the last time I visited this city, about 10 years ago I think. I did the socialisation as well. Luckily, I had enough time to look around Padang. I even visited the beach and the city center, ate seafood and bought some traditional dishes.

Pantai Padang (Padang Beach)

So what is the next destination? I dont know either. :D


Date a woman who is independent

Date a woman who is independent
Cause she will be a great travel buddy for you. Discover all the new and nice places as she used to be strong enough to face any challenge in her life.

Date a woman who is independent
Cause she should be a smart woman with a fine career. She knows how to gain something with her own effort. She will motivate you.

Date a woman who is independent
Cause you will be inspired by her wisdom. She could be wiser that everyone else as she often decides things by her own so she knows how to consider the good and bad things equally.

Date a woman who is independent
Cause she does not be spoiled to every person. She selects the most convenient person to be relied on. Things that sometimes men are not able to understand, men are supposed to feel honored when this kind of girl shows her weakness. She is spoiled with you cause you comfort her

Date a woman who is independent
Cause she will be best at management. She will be a good mom cause she knows how to manage her career and her family.

Date a woman who is independent
Cause she tends to have a capability to cook.

Date a woman who is independent
Cause she does pray. She knows that every time she is going to fall, God is the only one she can rely on.

Date a woman who is independent
Cause she uses more logical perspectives that other women. She knows everything would work at its best when there are some discussions, tolerances and cooperation in it. She will be a great company to you.

Wednesday 13 March 2013

What work brings me #1

Now I will announce a new tag for my blog! Lets call it what work brings me. Yes, I'm gonna tell you things I met, discovered, saw because of my work. Why? Because working as a consultant enables you to travel a lot, learn different businesses, face various people and so on. Sometimes you will only discover things that work allows you to have.

Tomorrow I'm going to Cirebon. Woohoo that is my 3rd city in 2 weeks. Bali and Palembang were before. Then tomorrow will be my first presentation to client. I'll share it later

Good night and wish me tons of luck!

Tuesday 12 March 2013

All the best sandrina :)

Hari ini salah seorang sahabat saya ulang tahun. Katanya sih yang ke-22 padahal muka 32 hahaha.

Diawali dengan ide di senin malam saat saya, Jhendra dan Dayat masih lembur di kantor masing-masing. Kami ternyata sadar dengan hal yang sama. Ulang tahun Arin besok, kita ngapain ya?
Awalnya kita mau nekat dengan mendatangi kosan Arin tepat jam 12 malam, toh mumpung lembur. Tapi saya mempertimbangkan pulangnya, saya agak takut juga kalau harus nyetir jam satu atau dua dini hari. Apalagi kosan Arin dan rumah saya cukup jauh. Akhirnya kita sepakat untuk datang ke ke kos Arin besok, dengan tambahan satu personil lagi, Dwi.

Sekitar jam 3 kita semua ketemu di depan R.S Fatmawati, berbarengan menuju kos Arin. Setelah parkir agak jauh dari kosannya, kita jalan sambil bawa kue. Tanpa banyak permisi, kita langsung menuju kamar Arin. "Tok..tok.." Arin buka pintu daaan "Happy birthdayyyyy!!". Kami disambut dengan muka orang lifeless yang seharian di kamar dengan mimik muka sangat cina, matanya gak ada! hehehehe.

Kalau boleh, saya mau cerita sedikit mengenai teman saya satu ini. Kita udah temenan dan sahabatan sekitar 4 tahun. Awal dari semua cerita ini adalah masa-masa ospek kampus yang menjadikan kami satu kelompok social work. Selama 4 tahun kehidupan perkuliahan di Jogja, kami semakin dekat karena selalu berada di circle yang sama, sampai barengan nebeng di tempat seorang teman. Banyak hal yang saya pelajari dari seorang Arin. Arin ini orangnya tabah, mungkin karena sudah pengalaman jomblo hahaha. Kidding, rin! Arin is a tough person. Karena dia salah satu wanita paling mandiri dan kreatif without being tense, yang pernah saya temui. Arin selalu bisa mengakali cobaan atau tantangan yang dia temui dan Arin adalah orang yang berbesar hati. Ceritanya begini, sekitar dua tahunan yang lalu, saya dan sekelompok teman memiliki cita-cita ke menginjak tanah Eropa. Waktu itu persiapan sudah sangat matang, kita saling back up. Sampai ketika dua atau tiga minggu jelang keberangkatan, Arin menjelaskan dia gak mungkin ikut karena beberapa alasan. Kalau saya jadi Arin, ada masa-masa saya segan dan malas bertemu dengan teman saya, karena mereka akan berangkat dan saya tidak. Tidak begitu dengan Arin, dengan besar hati, dia tetap membantu persiapan hingga mengantar kita dengan senyuman. 

Arin itu kritis, cerdas dan humoris. Kalau ngomongin dua hal ini, makin banyak deh ceritanya. Intinya, sosok Arin di mata saya adalah sahabat yang bisa membuat saya termotivasi untuk selalu belajar. Karena alasan itu pula, beberapa waktu lalu saya mencoba mengajak dia untuk jadi partner bisnis. Salah satu hal yang saya syukuri dari takdir Allah adalah karena Arin kerja di Jakarta!! hahaha.

Anyway, happy birthday, Arin Sandrina!

I wish you lots of happiness with the new age. New age means new life, I hope you can always make every second worth to wisely spent. Rin, future is waiting for us, lets make it brighter!





Saturday 9 March 2013

Ditelan malam

Aku ingin berteriak pada malam
Mengapa ia selalu datang terlambat
Belum habis keluhku, sudah pergi dengan tergesa-gesa
Aku bertanya pada malam
Mungkin saja dia miliki waktu yang lebih panjang
Membiarkan aku yang semangat meracau

Andai malam tinggal lebih lama
Akan kuceritakan duduk masalahnya
Dari hulu hingga hilirnya
Sampai habis amarah dan dendam

Ternyata malam selalu terasa pergi lebih cepat
Belum sempat rasanya mata tertutup rapat
Aku sudah kembali menemui siang
Kucari sedihku, ternyata sudah ditelan malam



Friday 8 March 2013

-

I am getting crazy to the point I only can do crying inside the blanket

What we could not expect from people

There are some moments that I want people to pay attention to my stories or complaints. They are not supposed to provide solutions. I just need them to listen, nod to my words, pretend that they care and understand, smile sometimes and perhaps a few sweet words as a bonus.

However, that people just could not be expected to.

Sunday 20 January 2013

Diskusi

Mendengarmu layaknya membaca buku
Yang setiap lembarnya tak pernah sepi
Dan penuh dengan catatan kaki
Bersamamu layaknya memperhatikan anak-anak sungai
Riaknya yang kadang menyeringai
Namun juga tenang seolah membuai

Di sela cerita pernah kamu menggambar sebuah sketsa
Ceritanya itu adalah rencana
Dua titik tergambar disana, katanya itu seperti kita
Tanganmu lincah menarik garis dari dua ujung yang berbeda
Ditengahnya, dua titik tadi bertemu muka
Seperti kita, dari kutub yang berbeda
Memiliki asa untuk satu cita

Tak mau kalah, aku coba melempar angan
Kali ini tentang rencana pertemuan
Pada satu masa, jika perjumpaan singgah di hadapan
Aku tawarkan harapan, bukan kenangan
Jika tampaknya masih kuat eksistensi perasaan
Aku beranikan merajut mimpi yang bersarang di pikiran

Kamu tersenyum, menggelengkan kepala
Seolah ada yang menggelitik tawa
Katamu, masih saja aku tidak percaya
Bahwa hidup kita sudah ada sutradaranya

Seperti orang yang membaca buku dan memandangi sungai
Aku hanyalah seorang pemerhati
Tapi katamu, jangan lah terlalu sering menjadi pemerhati
Ada kalanya harus siap jadi pemimpi yang memiliki aksi
Aku bukan takut bermimpi, hanya berusaha tetap menginjak bumi
Katamu, itu wujud ketakutan yang tidak disadari
Jika berani, apapun terlewati
Apalagi cuma jarak yang sementara dan sebentar lagi berhenti

Demi Ucok

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman pernah cerita tentang sebuah film, judulnya Demi Ucok. Aku, sebagai wanita batak, merasa perlu menonton film ini. Akhirnya setelah mencari-cari, ternyata cuma ada tiga bioskop di Jakarta yang menayangkan Demi Ucok. Dan hari ini, aku menyempatkan nonton. Awalnya bingung mengajak siapa, ternyata mama menawarkan diri. Ya baiklah, kembali nge-date dengan mama.

Demi Ucok bercerita mengenai keluarga batak. Sang ayah sudah meninggal dunia, menyisakan seorang ibu (Mak Gondut) dan anak perempuan tunggal (Gloria). Anaknya hobi membuat film dan menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi. Mak Gondut (Gondut ini jika diartikan adalah gendut) adalah seorang ibu rumah tangga dengan kegiatan yang seabrek. Memiliki keinginan yang sama seperti ibu-ibu lainnya, melihat anaknya menikah dan hidup berkecukupan. Gloria merupakan representasi anak muda zaman sekarang. Idealis dan pemimpi, kadang merasa lebih mengerti dan lebih yakin dibanding mendengarkan nasihat orang yang lebih tua.

Cerita diawali dengan Glo yang putus asa ingin membuat film karena tidak memiliki cukup modal. Penghasilannya sebagai dosen pun tidak juga mencukupi kebutuhan. Di sisi lain, Mak Gondut, ibu dari Glo, merasa dirinya semakin tua dan sudah saatnya mencarikan jodoh untuk anaknya. Saat Glo mengungkapkan betapa susahnya ia mencari produser untuk filmnya. Mak Gondut menjanjikan uang satu milyar asalkan Glo bisa menikah dengan orang batak. Kenapa harus dengan orang batak? Kutipan dari Mak Gondut:

"Tujuan hidup seorang wanita batak itu ada tiga. Punya suami batak, anak batak dan menantu batak".

Ada yang lucu dalam film ini. Menurut film ini, kasih ibu memang hanya memberi tak harap kembali (terms and conditions apply)! hahaha. Maksudnya ya seperti tadi. Mak Gondut akan mendanai film anaknya, asalkan anaknya mau menikah dengan orang batak.

Dengan semangat tersebut, Mak Gondut pontang-panting mencarikan jodoh untuk anaknya. Glo merasa risih dijodohkan akhirnya pergi meninggalkan rumah. Hubungan Ibu dan anak ini merenggang untuk beberapa lama. Hingga pada akhirnya, Mak Gondut sakit dan Glo merasa bersalah meninggalkan ibunya. Akhir cerita, Mak Gondut menolong anaknya mencarikan donasi demi film anaknya. Donasi tersebut dari perorangan, namun cukup untuk mendanai film Glo. Mak Gondut yang ternyata memiliki impian jadi artis akhirnya menjadi pemeran utama dalam film Glo. Glo pun membuka hatinya dan berjanji untuk mencari jodohnya. Aku suka kutipan terakhir Glo yang menjadi penutup film ini bahwa jodoh itu pasti akan datang. Kalau belum datang, pasti bisa didatangkan mami. 

Film ini benar-benar menghibur. Karakternya batak banget! Ditambah dialognya yang kuat. Terlepas dari budaya batak yang diangkat, film ini berusaha menggambarkan hubungan ibu-anak perempuan yang kompleks. Yang kadang berantem tapi kalau gak ketemu pasti saling nyariin. Senang sekali hari ini bisa menonton Demi Ucok sama mama. Sama-sama mengerti, begini lho harusnya jadi anak, begini lho ma, harusnya jadi ibu. Hehehe. Film ini merupakan film komedi yang tidak menjual lelucon yang murah. Lelucon yang ringan namun tetap menyimpan esensi yang dalam. Film ini juga bisa dikategorikan film drama, namun tidak perlu mendramatisir situasi dan dialognya.

Setelah menonton film ini, aku langsung merekomendasikan ke teman-teman khususnya para butet di luar sana, Tapi satu hal yang aku syukuri setelah menonton Demi Ucok. Untung yang batak ayahku, bukan ibuku. Kalau ibuku wanita batak, berarti harus cari jodoh batak dong ya? heheheh